Polhukam.id – Sebuah video mengerikan beredar di media sosial menunjukkan seorang pria di China memukuli istrinya sampai mati sementara orang-orang hanya berdiri menonton dan tidak melakukan apa-apa. Video itu telah memicu kemarahan warganet dan menimbulkan pertanyaan tentang prevalensi kekerasan dalam rumah tangga di Negeri Tirai Bambu.
Serangan brutal itu terjadi setelah pasangan tersebut dilaporkan bertengkar ketika mereka secara tidak sengaja menabrak pejalan kaki saat mengendarai skuter di Kota Shuozhou.
Dalam rekaman tersebut, pria tersebut terlihat “memukul istrinya” dengan bangku kayu sebelum kemudian dilaporkan memukulinya dengan batu. Pria itu dengan cepat ditahan oleh polisi setempat yang kemudian mengonfirmasi bahwa wanita tersebut telah meninggal karena luka-lukanya.
“Tersangka ditahan… dan kasusnya sedang diselidiki sepenuhnya,” kata polisi sebagaimana dilansir The Sun.
Gambar serangan itu pertama kali muncul di media sosial dan di outlet berita domestik pada Minggu (1/11/2020) dan telah dibagikan jutaan kali.
Dalam rekaman tersebut, pengendara sepeda, pengendara motor, dan pejalan kaki, termasuk anak-anak, terlihat menyaksikan serangan itu, tetapi tidak ada yang turun tangan untuk membantu korban yang tak berdaya.
Postingan media tentang insiden tersebut menarik puluhan ribu komentar dari seluruh dunia, dengan sebagian besar mengkritik lambannya reaksi orang-orang yang menyaksikan untuk memberikan bantuan.
“Dia tidak memegang senapan mesin, mengapa tidak ada yang melangkah maju untuk mengendalikannya?” tanya seorang pemberi komentar dalam tanggapan yang dibagikan secara luas.
Penampil lain mengutuk: “(Mereka) baru saja menyaksikan itu terjadi. Sungguh sekelompok orang yang berdarah dingin dan egois!”
“Sedikitnya 4 orang berdiri di sekitar saat pria ini memukuli istrinya. Banyak orang melihat dan merekam… namun tidak ada yang menghentikannya,” kata salah satu pengguna berkomentar.
Yang lain menulis: “Ini benar-benar gila. Saya merasa kasihan pada korban. Saya berharap saya ada di sana untuk menghentikan orang itu.”
China baru memperkenalkan undang-undang khusus yang mengkriminalisasi kekerasan dalam rumah tangga pada 2015, namun para aktivis mengatakan kekerasan dalam keluarga sering diabaikan.
Pada saat undang-undang tersebut disahkan, Federasi Wanita Seluruh China yang dikelola pemerintah memperkirakan sekitar satu dari empat wanita mengalami kekerasan selama pernikahan mereka.
Kemarahan yang dipicu oleh serangan itu mengingatkan pada insiden 2011, yang juga terekam dalam video, ketika seorang balita di Kota Foshan ditabrak kendaraan dua kali dan diabaikan oleh puluhan pejalan kaki.
Pengguna media sosial menunjukkan bahwa ada persepsi yang dipegang secara luas di Tiongkok bahwa seseorang yang turun tangan untuk membantu dapat bertanggung jawab atas biaya rumah sakit, atau terjerat dalam penipuan, membuat orang enggan untuk campur tangan.
China pada 2017 memberlakukan undang-undang ‘Orang Samaria yang Baik’ yang bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menghapus tanggung jawab perdata bagi mereka yang terlibat dalam membantu korban kekerasan atau kecelakaan.
Komentar Anda