ALMARHUM Affan Kurniawan berpulang dengan cara yang begitu menyentuh hati. Allah SWT memanggilnya kembali di usia yang sangat muda, 21 tahun, tapi kepergiannya meninggalkan jejak mendalam bagi bangsa.
Karena siapa sangka, seorang pemuda biasa yang bekerja sebagai pengemudi online dan kurir, tiba-tiba dikenal oleh jutaan manusia. Kepergiannya pun bukan sekadar kabar duka, tapi peristiwa yang mengguncang hati rakyat Indonesia.
Bahkan Presiden Prabowo Subianto datang langsung bertakziah ke rumah duka. Sejumlah pejabat negara, tokoh masyarakat, hingga artis ikut hadir. Rakyat dari berbagai penjuru negeri pun larut dalam kesedihan, membuktikan bahwa cinta dan doa tak mengenal batas.
Tragedi itu terjadi pada 28 Agustus 2025 di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Sedang mengantarkan pesanan, Affan berada di sekitar massa aksi unjuk rasa. Situasi memanas, hingga ia wafat tragis setelah dilindas kendaraan taktia (rantis) Brimob.
Namun di balik air mata, Allah SWT seakan menunjukkan bahwa derajat hamba-Nya bisa diangkat dengan cara yang tak pernah kita sangka.
Hikmah di Balik Musibah
Kita semua tahu, hidup hanyalah persinggahan. Setiap jiwa pasti akan kembali kepada-Nya, hanya waktu dan cara yang berbeda.
Allah SWT telah berfirman: “Kullu nafsin dz?iqatul maut. Artinya, setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)
Pertanyaannya, ketika tiba giliran kita tiada, akankah kita dikenang, didoakan, dan dirindukan sebagaimana almarhum Affan?
Hina di mata manusia, belum tentu hina di sisi Allah. Bahkan sebaliknya, Allah bisa memuliakan seorang hamba dengan cara yang tak terbayangkan.
Kisah Affan mengajarkan bahwa tidak ada yang sia-sia dalam setiap peristiwa. Dari musibah ini lahir hikmah besar, keluarganya mendapat jaminan dari negara, dan seluruh bangsa menunjukkan solidaritas luar biasa.
Almarhum Affan yang hidup sederhana, tulang punggung keluarga, tanpa sadar meninggalkan teladan dan mampu menyatukan doa jutaan manusia.
Kisah Pedagang Es Teh
Kisah lain datang dari Sunhaji, pedagang es teh sederhana asal Magelang. Ia sempat dihina dalam sebuah pengajian oleh seorang penceramah kondang:
“Es tehmu masih banyak nggak? Masih? Yah sana jual, goblok.”
Sekilas dianggap guyon, tapi bagi banyak orang ucapan itu melukai. Video peristiwa itu viral, dan simpati mengalir deras.
Allah pun menunjukkan kuasa-Nya. Sunhaji yang biasanya hanya dikenal pelanggan sekitar, kini harum namanya di seluruh negeri.
Ia diberangkatkan umrah gratis oleh seorang ustaz, menerima bantuan hingga Rp100 juta dari donatur, dan banyak orang datang langsung memberi semangat serta modal usaha.
Hinaan yang awalnya menyakitkan, justru berubah menjadi pintu rezeki dan kemuliaan. Sebagaimana firman Allah:
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka." (QS. At-Talaq: 2-3)
Kisah Sunhaji membuktikan bahwa hinaan manusia tak akan menjatuhkan derajat seseorang yang sabar dan ikhlas. Justru Allah dapat membalik keadaan: yang tampak direndahkan, dimuliakan di hadapan jutaan orang.
Affan Kurniawan dan Sunhaji sama-sama memberi pesan abadi, kemuliaan bukan milik harta, jabatan, atau popularitas. Kemuliaan sejati datang dari Allah, seringkali lewat jalan yang tak pernah kita duga.
Semoga kita belajar untuk hidup tulus, menjaga amanah, tidak meremehkan sesama, dan senantiasa berharap kelak berpulang dalam keadaan yang dimuliakan oleh Nya baik di dunia maupun di akhirat.
OLEH: JEJEP FALAHUL ALAM
Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin Cirebon, dan Ketua LTN PCNU Majalengka
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan POLHUKAM.ID terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi POLHUKAM.ID akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Artikel Terkait
Kena Skakmat! Ditanya Ijazah Nilai 6, Pengakuan Blak-blakan Sahroni Bikin Heboh
Yaqut Cholil Qoumas Kembali Diperiksa KPK
Kemarahan Massa dan Peran Buzzer Dibalik Joget DPR
Publik Tantang PDIP Tiru NasDem Pecat Sahroni dan Nafa Urbach: Kapan Deddy Sitorus?