Pelemahan rupiah hari ini tidak hanya terhadap dolar AS, tetapi juga terhadap dolar Australia (-0,33%). Bahkan, rupiah tumbang melawan dua mata uang Eropa, yakni poundsterling (-0,40%) dan euro (-0,26%).
Pada saat yang sama, rupiah jatuh menjadi mata uang terlemah kedua Asia setelah baht (0,14%). Dengan kata lain, rupiah terkoreksi di hadapan won (-0,62%), yuan (-0,23%), dolar Singapura (-0,21%), dolar Hong Kong (-0,16%), ringgit (-0,12%), dolar Taiwan (-0,12%), dan yen (-0,07%).
Salah satu sentimen yang membayangi gerak rupiah adalah kabar resesi di AS. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menegaskan bahwa resesi di AS makin nyata. Hal itu tercermin dari kebijakan Bank Sentral AS The Fed dalam merespons inflasi yang naik tajam menembus 8,6% pada Mei 2022, tertinggi dalam 41 tahun terakhir. The Fed pun telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada Juni 2022 dan kemungkinan kembali menaikkan suku bunga secara agresif pada Juli 2022.
"Pilihan kebijakan AS dalam merespons inflasi yang tinggi dengan kenaikan suku bunga sangat memberikan kemungkinan terjadinya resesi di AS pada tahun ini," tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 23 Juni 2022.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos