Otoritas India mengimbau warga untuk mewaspadai peningkatan suhu ekstrem yang bisa memicu kematian, terutama bagi kelompok rentan seperti orang tua, anak-anak, dan mereka yang menderita sakit kronis.
Awal Mei ini, Perdana Menteri Narendra Modi meminta negara-negara bagian menyusun rencana mitigasi dampak gelombang panas. Biasanya di India musim panas terjadi pada Mei dan Juni, tetapi tahun ini musim panas bermula dari Maret.
Rata-rata suhu di India pada Mei ini disebut sebagai yang tertinggi dalam 122 tahun terakhir. Gelombang panas di India pada tahun ini, demikian menurut lembaga think tank Centre for Science and Environment, mempengaruhi 15 negara bagian.
Efek gelombang panas ini sangat terasa. Para petani India mengaku hasil gandum mereka bakal terganggu akibat naiknya suhu yang tak terduga ini. Jika terjadi, maka harga gandum dunia - yang sudah terganggu akibat invasi Rusia ke Ukraina - akan tak terkendali.
Selain itu, gelombang panas juga memicu tingginya konsumsi listrik. Ini dikhawatirkan akan memicu krisis batu bara di India.
Pemerintah India juga telah memerintah para pejabat daerah untuk mewaspadai kemungkinan kebakaran lahan serta hutan.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Jepang Diterpa Rumor Gempa Besar Juli 2025, Jumlah Wisatawan Anjlok Drastis
Truk Bantuan PBB Tembus Gaza Setelah 11 Pekan Blokade
Tegas! Presiden Bongbong Minta 30 Menteri Mundur Sukarela Dari Kabinet: Masyarakat Telah Bersuara, Kami Mendengarnya
Mendunia! Media Asing Soroti Isu Pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka