WNI di Sri Lanka sepakat bahwa evakuasi bukan pilihan utama meski krisis ekonomi di negara Asia Selatan ini membuat masyarakat mengalami kesulitan akibat kelangkaan BBM, gas, pemadaman listrik dan mahalnya barang-barang kebutuhan pokok, kata Dubes Dewi Tobing, seperti disampaikan dalam keterangan KBRI Kolombo yang diterima di Jakarta, Senin.
Pandangan tersebut mengemuka pada dialog interaktif secara virtual antara Dubes Dewi dan WNI di Sri Lanka yang digelar pada Minggu (26/6), menurut KBRI Kolombo.
Dalam sambutan pembukanya, Dubes Dewi mengemukakan maksud melaksanakan dialog untuk menyerap aspirasi masyarakat Indonesia dalam menyikapi krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka.
"Kami ingin mengetahui dampak langsung yang dirasakan WNI setelah adanya pengumuman kebangkrutan ekonomi Sri Lanka," ungkapnya.
Dubes Dewi memprediksi masa-masa sulit akibat bangkrutnya perekonomian Sri Lanka akan berlangsung empat hingga lima bulan mendatang hingga cairnya bantuan dari dana moneter internasional (IMF).
Terkait hal itu, dia meminta WNI menyiapkan cadangan pangan di rumah meskipun di kota-kota tertentu sudah terdapat pembatasan pembelian beras sebanyak 5 kilogram per orang.
"KBRI telah menyiapkan sembako bagi WNI yang sangat membutuhkan," tutur Dubes Dewi.
Dia menambahkan bahwa KBRI Kolombo dari waktu ke waktu terus mengikuti perkembangan tentang krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka, khususnya dalam memantau ketersediaan pangan yang menjamin masih terpenuhinya kebutuhan pokok WNI.
Menurut pengamatan KBRI, makanan pokok masih tersedia hingga empat bulan mendatang dengan impor utama dari India melalui jalur kredit. Setelah itu, pemerintah Sri Lanka diperkirakan akan terus mengupayakan ketersediaan pangan tersebut.
Selain menyiapkan sembako, KBRI Kolombo juga telah menyusun rencana untuk membantu WNI jika situasi terus memburuk dan segera memerlukan penanganan.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak