"Perlunya militer China untuk mempersiapkan pecahnya perang dan reaksi berantainya dan memerintahkan para komandan untuk selalu siap berperang untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional China," ujar Xi dalam laporan yang dikutip dari Russia Today, Minggu (30/7/2023).
Komentar Xi memang dilakukan secara tertutup. Namun, pemimpin China ini sering membuat pernyataan serupa di depan umum. Xi pun pernah menginstruksikan pasukan untuk secara komprehensif memperkuat pelatihan militer dalam persiapan perang, selama kunjungan ke pusat komando tahun lalu.
Pada April lalu, Xi juga menegaskan kepada tentara untuk memfokuskan pelatihan mereka pada "pertempuran yang sebenarnya" untuk mempertahankan "kedaulatan teritorial dan kepentingan maritim China."
Selain Taiwan, China diketahui memiliki ketegangan di Laut China Timur (LCT) dan Laut China Selatan (LCS). Ketegangan antara China dengan AS memuncak setelah Filipina, salah satu negara yang bersengketa dengan Beijing terkait LCS, membuka pintu bagi militer AS untuk menempatkan personilnya di negara itu.
Hal ini ditanggapi keras oleh Beijing. Dalam sebuah surat yang disampaikan Kedutaan Besar China di Filipina, China menyebut langkah itu akan menyeret Manila dalam perselisihan geopolitik. Menurut Negeri Tirai Bambu, manuver ini adalah bagian dari rencana untuk menahan pengaruh regionalnya yang berkembang.
"Washington bertujuan untuk mengamankan hegemoni dan kepentingan politiknya yang egois dengan terus meningkatkan kehadiran militernya di Filipina dengan mendapatkan akses ke lebih banyak pangkalan untuk penempatan militer," kata Kedutaan Besar China dikutip Radio Free Asia Maret lalu.
Sumber: cnbc
Artikel Terkait
Tentara Israel Mulai Ditarik dari Gaza, Begini Kondisi Terkini
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata
Jepang Ultimatum Israel: Hentikan Serangan atau Tokyo Akui Palestina
Hamas Setujui Proposal Damai Trump, Nasib Netanyahu di Ujung Tanduk