Juru bicara organisasi media AS seperti Associated Press, CNN, The Washington Post dan The Wall Street Journal tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pertemuan tersebut.
Washington telah memberlakukan sanksi terhadap beberapa stasiun TV Rusia yang dikelola pemerintah, yang dikatakan telah menyebarkan disinformasi untuk mendukung perang Rusia di Ukraina. Pejabat Rusia tidak menggunakan kata "invasi" atau "perang".
Pejabat Rusia termasuk Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Zakharova mengatakan media Barat telah memberikan narasi parsial yang berlebihan tentang apa yang mereka sebut "operasi khusus" Rusia di Ukraina yang mengabaikan kekhawatiran Rusia tentang perluasan NATO dan dugaan penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia.
Sementara beberapa organisasi media Barat telah meninggalkan Rusia, yang lain, termasuk Reuters, tetap tinggal di negara itu dan terus melaporkan.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, beberapa media pemerintah Rusia telah dicegah beroperasi di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya dengan mencabut izin penyiaran mereka dan memberi sanksi kepada outlet, langkah-langkah yang dikatakan Moskow menunjukkan pengabaian kebebasan media.
Di Moskow, Presiden Vladimir Putin menandatangani undang-undang pada bulan Maret yang menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun karena menyebarkan berita "palsu" dengan sengaja tentang militer, yang mendorong beberapa media Barat untuk menarik jurnalis mereka keluar dari Rusia.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak