Terungkap! Ini Alasan Indonesia Tarik Diri dari Misi Global Sumud Menembus Blokade Gaza

- Sabtu, 13 September 2025 | 15:20 WIB
Terungkap! Ini Alasan Indonesia Tarik Diri dari Misi Global Sumud Menembus Blokade Gaza


Sebab kata Husein, beberapa kapal yang berlayar dari Spanyol dan Italia masih dalam perbaikan dan pemulihan mesin. 


"Dan kondisinya saat ini, banyak kapal-kapal yang tidak siap berlayar dengan jarak yang jauh," kata Husein.


Steering Committee Global Sumud Flotilla juga melakukan banyak penyaringan ulang para peserta. 


Kata Husein menerangkan, banyak relawan-relawan dari negara-negara tertentu pun terpaksa didiskualifikasi lantaran dianggap tak cakap dan tak sesuai kebutuhan, maupun prioritas partisipasi. 


Bahkan banyak juga para partisipan mandiri yang dicurigai sebagai penyusup. Pun dari IGPC sempat melakukan penyaringan terhadap empat delegasinya sendiri.


Husein mengatakan, dengan mundurnya IGPC bakal memberikan ruang bagi para relawan, aktivis lainnya yang cakap namun tak mendapatkan tempat di kapal tersedia. 


Oleh karena itu, kata Husein, mundurnya IGPC merupakan upaya strategis untuk meminta Global Sumud Flotilla tetap pada misi utamanya menembus blokade Gaza, dengan mengorbankan kuota, maupun kapal milik Indonesia.


"Kapal-kapal Indonesia, akan tetap berlayar karena diperuntukkan untuk partisipan dari negara-negara lain yang membutuhkan. Jadi kita memberikan kuota kita untuk delegasi-delegasi dari negara lain, yang memang lebih baik untuk misi menembus blokade Gaza ini," ujar Husein.


Dia mengatakan, dengan mundurnya delegasi Indonesia, tak bakal menghentikan kampanye, aktivisme, dan perjuangan bersama untuk kemerdekaan Palestina, pun perjuangan bersama dalam mengakhiri penjajahan serta genosida Zionis Israel di Gaza.


"Kapal-kapal Indonesia tetap berlayar dalam misi pengakhiran blokade dan genosida Zionis Israel di Gaza ini. Dan kapal-kapal Indonesia ini akan tercatat dalam sejarah perjuangan penghentian penjajahan Zionis Israel di Gaza," kata Husein. 


Pun Husein menegaskan dirinya akan tetap berada di Tunisia memastikan bantuan serta donasi dari Indonesia sampai ke masyarakat di Gaza.


Faktor keamanan


Selama para delegasi dan kapal-kapal kemanusian sandar di Tunisia, sedikitnya dua kali insiden serangan yang menargetkan armada Global Sumud Flotilla. 


Pada Selasa (9/9/2025) dini hari, drone yang diduga milik Zionis Israel menembak kapal 'Family Madeira'. 


Kapal berbendera Portugal itu dikabarkan armada yang akan membawa Greta Thunberg dan Thiago Avila. Dari serangan itu, kapal Family Madeira sempat mengalami kebakaran.


Dan dari informasi yang tersebar di Tunisia, drone penyerang itu terbang melalui Pangkalan Militer di Siprus dan singgah di Malta sebelum menargetkan armada Global Sumud Flotilla di Dermaga Sidi Bou Said. 


Pada Rabu (10/9/2025) dini hari, serangan drone kembali menyasar kapal berbendera Inggris dengan nama lambung 'Alma'. 


Serangan kedua itu juga terjadi di Dermaga Sidi Bou Said. Dan pada Kamis (11/9/2025) malam Jasmine Acar melalui komunikasi gabungan seluruh delegasi mengabarkan adanya insiden penabrakan kapal delegasi, pun pengintaian drone.


Husein mengakui, misi kemanusian Global Sumud Flotila menembus blokade Gaza ini memang berisiko keamanan yang tinggi. Mulai dari gangguan, intimidasi, sampai penyerangan-penyerangan oleh Zionis Israel. 


Namun begitu, risiko keamanan itu bukan faktor utama yang membuat delegasi Indonesia memutuskan mundur dari konvoi akbar tersebut. 


"Masalah keamanan ini memang risiko yang sudah kita ketahui sejak awal misi ini. Tetapi risiko keamanan ini bukan faktor utama yang membuat IGPC memutuskan untuk mengundurkan diri," ujar Husein.


Duta Besar Indonesia di Tunisia Zuhairi Misrawi saat ditemui menyampaikan, serangan drone asing di kawasan Sidi Bou Said menjadi sinyal merah bagi keamanan negara itu. 


"Sidi Bou Said itu ring-1 di Tunisia," kata dia. Istana Presiden Tunisia cuma selemparan dari lokasi serangan nirawak udara itu. "Penyerangan drone itu, cuma berjarak tak sampai dua kilometer dari Istana Presiden Tunisia," ujar Zuhairi.


Karena itu, kata Zuhairi serangan drone yang diduga dilakoni Zionis Israel terhadap armada Global Sumud Flotilla di Sidi Bou Said itu menyimpulkan banyak hal. 


Pertama memang ditujukan langsung untuk para delegasi Global Sumud Flotilla agar tak meneruskan misi kemanusiannya ke Gaza.


Sekaligus, menurut Zuhairi semacam pesan kepada otoritas pemerintahan berkuasa di Tunisia saat ini agar tak mendukung konvoi Laut Mediterania untuk menembus blokade Gaza itu.


Sumber: Republika

Halaman:

Komentar

Terpopuler