BNPB Sebut Tak Ada Lagi Tanda Kehidupan di Pesantren Roboh Sidoarjo

- Kamis, 02 Oktober 2025 | 16:30 WIB
BNPB Sebut Tak Ada Lagi Tanda Kehidupan di Pesantren Roboh Sidoarjo



POLHUKAM.ID  - Tim SAR tidak lagi mendeteksi tanda-tanda kehidupan di bangunan roboh Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur hingga Kamis (2/10/2025). 

Hal ini membuat Tim SAR segera menurunkan alat berat untuk membongkar bangunan roboh tersebut. 

Kepastian pembongkaran bangunan menggunakan alat berat itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto pada Kamis siang. 

Suharyanto mengatakan bahwa hingga saat ini ada 59 orang sekitar pondok pesantren yang masih dinyatakan hilang. 

Suharyanto belum bisa memastikan apakah 59 orang tersebut berada di dalam reruntuhan bangunan. 

Namun kata Suharyanto, hingga Kamis dini hari pihaknya berupaya untuk mencari tanda-tanda kehidupan di dalam bangunan roboh tersebut. 

Tim SAR gabungan sudah menggunakan alat-alat khusus untuk mencari suara atau tanda-tanda kehidupan di dalam reruntuhan. 

Namun kata Suharyanto, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang didengar oleh Tim SAR gabungan. 


Hingga pada akhirnya, Tim SAR memutuskan akan menurunkan alat berat untuk evakuasi korban. 

“Sampai tadi pagi tidak ada, akhirnya tim gabungan memutuskan masuk ke tahap berikutnya. Tahap evakuasi pencarian menggunakan alat berat,” ucap Suharyanto seperti dimuat Kompas Tv.

Suharyanto mengatakan keputusan itu terpaksa diambil lantaran pihaknya sudah tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan. 

Namun demikian, Suharyanto memastikan evakuasi akan tetap berlangsung secara hati-hati meski menggunakan alat berat.


Evakuasi dengan alat berat ini juga akan dibantu oleh para tenaga profesional yang terbiasa melakukan evakuasi di reruntuhan bangunan.  

“Jadi satu-satu kami bongkar. Dan ahli nya sudah didatangkan ada 212 orang gabungan dari TNI, Polri, ITS, dan berbagai mahasiswa teknik sipil yang terbiasa melakukan evakuasi korban di Gedung runtuh,” ucap Suharyanto. 

Suharyanto menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah meminta izin dengan masyarakat terdampak terkait dengan penggunaan alat berat ini. 

Hasilnya tidak ada satu keluarga yang memaksakan Tim SAR untuk tetap melakukan pencarian terhadap korban hidup. 

“Tidak ada satu keluarga pun yang meminta kami melakukan pencarian terhadap korban yang hidup. Jadi mereka sudah memutuskan agar kami segera melakukan evakuasi terhadap korban menggunakan alat berat,” jelasnya

Sumber: Wartakota 

Komentar