"Lobi yang dilakukan terkadang dilakukan tidak langsung straightforward dan menukik hanya pada substansi perang dan damai," kata Aliabbas melalui layanan pesan, Sabtu (2/7/2022).
Peraih gelar doktor bidang pertahanan dari Cranfield University, Inggris itu menyebut mediator perdamaian biasanya membawa bahan pembicaraan yang bermacam-macam. Hal tersebut bertujuan untuk membangun kepercayaan dan kenyamanan pihak yang bertikai, dalam hal ini Rusia dan Ukraina.
"Di situlah seni yang harus dilakukan oleh seorang mediator potensial," ucap Aliabbas.
Dosen Universitas Paramadina itu mencontohkan lobi perdamaian di Aceh yang berlangsung panjang dan sempat gagal berkali-kali hingga akhirnya menuai hasil positif.
"Lobi untuk mewujudkan perdamaian tidak pernah singkat, dan terkadang dimulai bukan dengan isu yang sensitif agar pihak yang bertikai tidak lantas menutup diri," kata Aliabbas.
Namun, kata dia, Indonesia yang berstatus negara mediator dari konflik Rusia-Ukraina, harus membangun komunikasi lanjutan setelah Jokowi mengunjungi dua negara berkonflik.
"Bisa terus di-follow up dengan lobi dan pendekatan yang lebih intensif dengan mulai membawa ide-ide yang lebih konkret," ujarnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pembicaraannya dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (30/6/2022) dilakukan dalam suasana seperti dialog bisnis dan sangat informatif.
"Terkait pembicaraan dengan Bapak Joko Widodo pada hari ini, kegiatan dilakukan dalam suasana bisnis (business-like manner) dan sangat informatif," kata Putin dalam keterangan pers yang Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Jumat.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Yahukimo Mencekam Usai OPM Deklarasi Perang, 1 Prajurit TNI dan 1 Warga Tewas Dibunuh
UPDATE! Menguak Jejak Misterius Widodo, Relawan Asal Solo Diduga Otak Pembuatan Dokumen Ijazah Palsu Jokowi
Koran yang Memuat Pengumuman Hasil Ujian Jokowi Masuk UGM Disita Polri, Roy Suryo: Jahat Sekali!
Operasi Bahlil Lahadalia Lepas Dari Noda Nikel Raja Ampat