Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk mendukung hasil riset vokasi dengan membeli ship simulator karya anak bangsa satuan pendidikan bidang kemaritiman, kelautan, dan perkapalan.
"Kami sangat berharap dan mendorong pemda yang memiliki SMK Kemaritiman dan sejenisnya itu mengalokasikan DAK (Dana Alokasi Khusus) Fisiknya untuk membeli produk ini," ujar Wikan pada acara Business Matching Tahap III, di Jakarta, pada Selasa (31/5/2022).
Wikan mengatakan, pembelian produk dalam negeri ini memiliki beberapa kelebihan. Selain harganya yang jauh lebih murah, kualitasnya juga tidak kalah dari produk luar negeri.
"Sebelumnya, SMK Kemaritiman impor ship simulator dengan harga yang mahal. Sekarang SMK bisa membeli ship simulator yang jauh lebih murah, yaitu produk BMTI yang didukung SMK. Ini karya anak bangsa," tuturnya.
Ship simulator karya anak bangsa ini dibandrol dengan harga Rp500 juta untuk simulator dengan mode pandangan kapal 90 derajat dan Rp2,1 miliar untuk mode pandangan 180 derajat dengan full badan kapal.
"Harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan mengimpor ship simulator dari luar, dengan kualitas yang sama harganya Rp4,7 miliar. Jadi, harapannya pemda alokasi DAK Fisiknya untuk ini, karena jauh lebih murah dan ini milik kita sendiri," kata Wikan.
Wikan juga mengatakan, di dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 70 Tahun 2013 dijelaskan bahwa setiap lembaga pendidikan bidang kemaritiman wajib memiliki ship simulator untuk proses pembelajaran.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur