Wajah Jokowi Tampak Aneh, Seperti Idap Penyakit Serius

- Sabtu, 14 Juni 2025 | 12:30 WIB
Wajah Jokowi Tampak Aneh, Seperti Idap Penyakit Serius


POLHUKAM.ID
-  Jokowi klarifikasi soal kepemilikan kapal JKW dan Dewi Iriana di Raja Ampat, namun wajahnya malah jadi sorotan. 

Sebab, Presiden ke 7 RI ini tampil dengan wajah yang tak seperti biasanya.

Keadaan wajah Jokowi memang sudah menjadi sorotan sejak beberapa pekan lalu.

Joko Widodo mengaku mengalami alergi sepulang dari Vatikan sebagai utusan Presiden Prabowo Subianto.

Saat itu Jokowi menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, pada 26 April 2025.

Sepulang dari Vatikan, kondisi wajah Jokowi sangat berbeda.

Wajahnya tampak lebih hitam dan banyak bercak hitam.

Ia mengatakan bahwa mengalami alergi.

"Kan sudah disampaikan, alergi biasa. Alergi biasa, waktu ke Vatikan kemarin," kata Jokowi.

Ia tak memungkiri bahwa kondisi wajahnya seperti demikian.

"Seperti ini," katanya sambil tertawa.

Suami dari Iriana ini mengatakan bahwa alergi itu tidak mempengaruhi kondisi kesehatannya.

"Gak ada masalah. Alergi. alergi biasa," katanya.

Bahkan saat upacara peringatakan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kemeterian Luar Negeri, Jakarta pun Jokowi sampai tidak hadir.

Seiring berjalan waktu kondisi wajah Jokowi semakin berbeda.

Seperti ketika dirinya memberi tanggapan soal kapal TB JKW Mahakam.

Tampak Jokowi seperti memakai bedak.

"Kalau ada tulisan JKW diartikan milik saya ya senang banget saya, Alhamdulillah punya kapal. Nanti ada truk ada tulisan JKW lagi oh itu miliknya pak Jokowi, Alhamdulillah lagi. Nanti ada apa lagi, ada pesawat ada tulisan JKW miliknya pak Jokowi, Kaya raya saya," kata Jokowi dikutip dari Youtube Solo Times.

Diketahui di tengah polemik tambang nikel di Raja Ampat, Papua, muncul narasi kaitan dengan kapal TB JKW Mahakam dan Dewi Iriana.

Dua kapal itu dikaitkan dengan Jokowi.

Meski begitu ia merasa tak dirugikan atas tudingan tersebut.

"Ndak. Banyak kok tulisan di truk juga banyak, di bus juga banyak," katanya.

Disebut-sebut bahwa izin tambang di Raja Ampat Papua diperpanjang ketika era Jokowi menjadi Presiden.

"Terlalu teknis, itu di kementerian, sangat teknis sekali. Itu sudah diberikan izin sejak lama, perpanjangan di kementerian itu masalah teknis itu," kata Jokowi.

Menurutnya jika memang tambang nikel sudah mengganggu lingkungan Raja Ampat, maka mestinya ditutup.

"Kalau menganggu lingkungan ya memang kalau perlu distop ya stop, kalau perlu dicabut ya dicabut," katanya.

Tampak di video kondisi terbaru wajah Jokowi sangat berbeda.

Terlihat ada beberapa seperti bercak putih di bagian pipi dekat matanya.

Walau demikian, Jokowi tidak membicarakan tentang kondisi wajahnya.

Sebelumnya Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa menyebut bahwa kondisi wajah seperti itu karena Jokowi stres akibat kasus ijazah.

"Saya sangat prihatin, sebagai dokter mudah-mudahan beliau bisa sembuh seperti sediakal. Dan menurut saya kalau sebagai dokter saya melihat ketika di video saya melihat beliau stres sekali," kata Dokter Tifa dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube iNews.

Untuk mengatasi kondisi wajah itu, Dokter Tifa menyarankan agar Jokowi segera menunjukan ijazahnya.

"Jadi untuk mengatasi hal itu saya mohon pak Joko Widodo supaya anda tidak stres berkepanjangan, supaya tidak terus menerus mengalami penyakit kulit, maka mohon bapak bukalah itu dokumen ijazah asli maka kami akan bisa menerima dengan senang hati," kata Dokter Tifa.

Wajah Jokowi Sempat Viral 


Wajah mantan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi, ramai diperbincangkan publik karena terlihat berbeda dari biasanya.

Dalam sebuah video yang memperlihatkan Jokowi menanggapi hasil survei terkait dugaan ijazah palsunya, tampak bercak atau flek hitam di wajah dan lehernya.

Penampakan tersebut sontak menarik perhatian berbagai pihak.

 Potongan video wawancara itu pun dibagikan ulang di berbagai platform media sosial.

Salah satunya oleh Dokter Tifa, yang selama ini dikenal vokal mempertanyakan keabsahan ijazah Jokowi.

"Pak Jokowi kok seperti kena Autoimun?
Wajah dan leher tiba-tiba penuh melasma atau bercak-bercak hitam.
Dan tiba-tiba juga alopecia berat, rambut rontok mendadak di dahi, ubun-ubun, belakang kepala.
Autoimun atau Hiperkortisolisme?
Dokter pribadi perlu meresepkan Anti-depresan, deh.
Kasihan, beban berbohong 10 tahun, ngga kebayang rasanya," tulis akun X Dokter Tifa.

Cuitan tersebut hingga kini telah ditonton lebih dari 736 ribu kali dan menuai ribuan komentar dari warganet.

Beberapa komentar yang muncul di antaranya:

"O iya, kita semua termasuk anda klu sudah tua akan mengalami apa yg anda sampaikan," tulis akun Chadell.

"Ilmu kanuragan sdh luntur.... tdk ada yg bisa ditumbalkan krn sdh tdk berkuasa...
Dulu banyak yg meninggal dijamannya berkuasa:
Ratusan anggota KPPS,
6 syuhada FPI,
Tragedi Kanjuruhan ratusan org,
Korban Demo Pemilu 2019,
5., 6., 7. Isi sendiri yg tau kejadiannya," tambah akun @ottttoedy.

"Beliau sudah berusaha untuk berobat tapi penyakit tersebut blom ada obatnya bu dokter.
Mungkin bu dokter ada solusi?" tulis akun @oconboy.

Namun demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan reski dari Jokowi terkait kondisi wajah dan lehernya tersebut.

Lantas, apa sebenarnya Autoimun dan Hiperkortisolisme?

Penyakit Autoimun


Melansir laman Alodokter, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.

Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun.

Beberapa penyakit di antaranya memiliki gejala serupa, seperti lelah, nyeri otot, dan demam.

Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.

Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing.

Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut.

Penyebab Penyakit Autoimun


Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun, yaitu:

-Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga

-Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr

-Terkena paparan bahan kimia, seperti asbes, merkuri, dioksin, atau pestisida

-Merokok

-Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

-Gejala Penyakit Autoimun

Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala awal yang sama, seperti:

-Sering merasa lemas

-Otot pegal atau nyeri sendi

-Ruam kulit

-Demam yang hilang timbul

-Bengkak di sendi atau wajah

-Rambut rontok

-Sulit konsentrasi

-Kesemutan di tangan atau kaki

Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik, seperti diabetes tipe 1 yang gejalanya berupa sering haus, lemas, dan berat badan menurun drastis.

Sumber: tribunnews

Komentar