Tetapi Refly menyinggung hal lain terkait dengan Ruhut yang memenag saat ini menjadi kader PDIP dan bisa dikatakan loyalis rezim Jokowi.
“The question is apakah begitu politik Indonesia mau diarahkan? Apakah begini kualitas pendukung Jokowi yang katanya sangat mencintai presidennya, Yaitu bukan literasi yang mencerdaskan yang ditampilkan tapi jutru penghinaan-penghinaan yang katanya untuk membalas penghinaan orang lain, apakah begitu?” lanjut Refly.
Menurut Refly, dibanding terus-terusan melakukan hal yag sudah-sudah (Koteka dan Anies Botak) jauh lebih baik meyampaikan kritik yang relevan dengan kinerja Anies sebagai pejabat publik.
Baca Juga: Anies Baswedan Dihantam Isu Dekat Oligarki Gegara Resmikan Chinatown Glodok, Penjelasan Rocky Gerung Nggak Main-main, Simak!
Bahkan menurut Refly jika kritik mengenai kinerja atau prestasi Anies selama ini yang dilontarkan, maka justru seharusya publik berterimakasih kepada Ruhut.
“Apakah tidak bisa misalnya kita kaitkan dengan achievment-prestasi. Kalau misalnya Anies dikritik prestasinya malah kita harus respect karena itu adalah bentuk dari kontrol masyarakat. Tapi kalau begini, nggak jelas maksudnya apa. Apalagi kalau dikaitkan dengan serangan balik yaag tidak ada kaitannya,” jelas Refly.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara