POLHUKAM.ID -Pantun yang dibacakan Budayawan, Butet Kertaredjasa yang menyindir bakal capres di luar PDIP dinilai aneh. Pasalnya, seorang seniman sejati biasanya menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Demikian disampaikan Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution, Senin (26/6).
“Seorang budayawan, baik itu seniman maupun sastrawan dari masa ke masa dan zaman ke zaman setahu saya adalah bagian dari kelompok perubahan. Memang agak aneh jika seorang seniman bertingkah nyaman dengan suatu keadaan,” kata Syahrial.
Meskipun di sisi lain, kata Syahrial, Butet sebetulnya memahami banyak hal yang perlu diperbaiki dan ada pula yang salah di era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).
“Kita tentu prihatin apabila budayawan masuk dalam ranah yang mengedepankan komersil. Ekspresinya akan terbatas dan tidak mampu menjangkau sisi-sisi lain adanya ruang perbedaan,” sesalnya.
Terlebih, menurut Syahrial, jika mengabaikan soal silent majority di tengah rezim saat ini justru indeks demokrasi dan kebebasan berpendapatnya sedang merosot.
“Saya kira, Butet sudah pada fase keberadaannya ada di kelompok yang anti perubahan dan bertengger pada kelompok yang pro kemapanan,” pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Mengurai Benang Kusut Ijazah Gibran, Entrepreneur Ini Sebut Pembelaan Dian Hunafa Bohong!
Inilah Tiga Jurus Maut Tim Reformasi Internal Polri Untuk Berantas Budaya Buruk Kepolisian
Pakar HTN Feri Amsari: Pemuda Andalkan Bapak, Paman hingga MK, Tak Akan Bertahan Lama!
Wajah Dilumuri Tanah, Kisah Ahmad Sahroni Lolos Dari Amukan Massa Saat Penjarahan