POLHUKAM.ID -Merujuk pernyataan Sekjen PBB, Antonio Guterres, Indonesia terancam menjadi negara gagal secara sistemik lantaran punya beban bunga pinjaman yang lebih besar daripada anggaran kesehatan dan atau pendidikan.
Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi XI DPR RI, Hendrawan Supratikno, menyarankan pemerintah untuk meninjau ulang pembangunan yang kurang memiliki faedah dan berpotensi meningkatkan utang negara.
“Harus dilakukan tinjau ulang strategi pembangunan yang selama ini dimanjakan, setidak-tidaknya, memberi porsi utang yang terus membesar,” tegas Hendrawan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/7).
Menurutnya, prinsip utang harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, yang dibayar dengan hasil pemanfaatan utang tersebut.
“Tak bisa ditawar-tawar lagi. Belanja ke depan untuk pendidikan dan kesehatan harus berdampak riil dan langsung kepada masyarakat,” katanya.
“Jangan anggaran sudah besar tapi rakyat berhadapan atau dibebani ekonomi biaya tinggi, baik di sektor pendidikan maupun kesehatan,” imbuhnya.
Legislator dari Fraksi PDIP ini menambahkan, pemerintah harus ekstra hati-hati dengan beban bunga utang pinjaman.
“Meski belum mengkhawatirkan, tetap harus ekstra hati-hati. Utang itu adiktif. Buat kita ketagihan,” tutupnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Disebut Kudeta Kebijakan, Sri Radjasa Ungkap Tim Internal Polri Dibentuk untuk Lawan Tim Reformasi Presiden
Sri Radja Ungkap Skenario Suksesi Kapolri dan Kandidat Kuda Hitam Pilihan Prabowo
Jokowi Ketakutan dengan Nasib Politik Gibran pada 2029
Refly Harun: Jadi Wali Kota Saja Gibran Tak Layak!