Ia pun menilai ada motif politik yang melatarbelakangi kondisi tersebut.
"Sebab, terkesan ada kontestasi politik dalam perhelatan tersebut," ujar Dedi kepada GenPI.co, Senin (6/6).
Padahal, kata Dedi, perhelatan yang digelar sejak 4 Juni tersebut bukan hanya mengangkat nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saja.
"Itu bukan gelaran Anies Baswedan secara personal, melainkan program yang menunjukkan wajah Indonesia," tuturnya.
Dedi juga mengatakan tidak adanya sponsor dari BUMN justru membuat nama Anies meroket.
"Nihilnya andil BUMN akan membuat Anies berpeluang menjadi tokoh paling dianggap berprestasi," ucapnya.
Sebab, menurutnya, hal tersebut menegaskan soliditas yang dibangun Anies dan timnya dalam menggelar perhelatan tersebut.
"Tentu dengan Partai NasDem melalui totalitas Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni memimpin Formula E," kata dia.
Oleh sebab itu, Dedi menilai Formula E bisa menjadi penutup prestasi Anies Baswedan yang akan segera menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur.
"Formula E dapat dinilai luar biasa. Anies masih bisa bertahan di bawah tekanan politik," pungkas Dedi.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Abraham Samad Sebut Laporan Jokowi ke Roy Suryo Cs Bentuk Pembungkaman Kritik
Desakan Pemecatan Wakil Presiden Kian Meluas, Aktivis 98: Kehadiran Gibran Sejarah Buruk Bagi Orang Waras!
Cara Pidato Seskab Teddy Tuai Atensi! Publik Sebut Bisa Jadi Saingan Masuk Bursa Cawapres ke Depan
Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan