Sadar atau tidak, para pelaku usaha rintisan banyak yang terjebak pada strategi agresif, baik itu secara pengembangan pasar maupun pengembangan internal. Indonesia, berdasarkan catatan Startup Ranking merupakan rumah bagi 2.219 usaha rintisan.
Masing-masing usaha rintisan bersaing agar diterima pasar melalui berbagai layanan digital. Tuntutan ini mempunyai dua konsekuensi “strategis”, yakni mengupayakan agar layanan bisa diterima secara luas oleh masyarakat, serta keandalan dan inovasi digital yang berkesinambungan.
“Kutukan” ini selalu menghantui perjalanan usaha rintisan yang selalu meminta mahar besar dari para pemodal ataupun modal ventura. Sayangnya, persaingan menguasai pasar sekaligus mencari bakat digital itu berhadapan dengan semakin tercekiknya arus modal maupun kelangkaan talent.
Sebagai gambaran, Bank Dunia memperkirakan setiap tahun Indonesia membutuhkan sedikitnya 600 ribu orang yang menguasai teknologi digital. Kelangkaan talenta inipun telah mengerek biaya operasional berbagai perusahaan rintisan.
Terkait kemelut bergugurnya usaha-usaha rintisan, Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengungkapkan krisis talenta dan persaingan pasar yang menuju tidak sehat itupun terjadi di tengah memburuknya kondisi perekonomian global.
“Kebutuhan modal yang besar dalam pengembangan usaha rintisan harus berhadapan dengan situasi inflasi yang cenderung tinggi, menyebabkan berbagai pihak menahan dana. Terlebih lagi, saat ini terjadi gesekan dari kebijakan The Fed yang menyedot arus kapital global,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Polhukam.id, Selasa (28/6/2022).
John yang juga praktisi modal ventura di bawah Lippo Group memiliki riwayat panjang dalam mengembangkan berbagai startup. Sejak 2015, melalui PT Venturra Capital, John Riady melakukan penetrasi ke dalam ekosistem ekonomi digital.
Berbagai usaha rintisan dibidani Venturra Capital, antara lain Ruang Guru, Ovo, Sociola, bahkan unicorn Grab. “Kini masih ada puluhan yang kami kembangkan,” jelas John.
Melihat gejala rontoknya berbagai usaha rintisan, John menilai disebabkan berbagai kesalahan persepsi. Paling mendasar, lanjutnya, adalah persepsi terkait prospek startup di tengah arus digitalisasi yang semakin meluas.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid