"Masyarakat pun semakin nyaman dan percaya saat melakukan aktivitas digital yang sebenarnya memiliki risiko tinggi, bahkan 78 persen sudah merasa nyaman berbelanja online," kata Manager Program DCG Indonesia, Anandito Birowo saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat dan komunitas di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada Selasa (28/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Akan tetapi, menurut Anandito, di sisi lain tingginya aktivitas digital membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun. Sebab itu, setiap pengguna harus memahami betul konsep keamanan digital untuk memastikan penggunaan layanan digital secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman. Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.
Adapun, kompetensi keamanan digital meliputi mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, termasuk keamanan digital bagi anak dengan tidak sembarangan mengunggah foto dan identitas anak.
Dalam hal ini setiap unggahan akan menjadi jejak digital yang bisa digunakan orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan atau kejahatan digital.
Tak hanya itu, jejak digital juga bisa memengaruhi kehidupan di masa mendatang. Terutama unggahan bersifat negatif seperti ujaran kebencian, perundungan, hingga tindakan yang bersifat rasis dan akan mempermalukan di masa depan.
"Jangan tergoda ikut yang viral. Selalu pertimbangkan bagaimana jika keluarga, teman, atasan, mengetahui yang saya lakukan ini," ujarnya lagi.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid