Dalam periode ini, APRIL menyiapsiagakan tim operasional pencegahan karhutla untuk merespons setiap titik panas (hotspot) atau potensi kebakaran yang muncul di wilayah operasional dan sekitarnya. APRIL juga meningkatkan patroli darat dan udara, serta terus melanjutkan kerja sama dengan masyarakat lokal dalam pencegahan karhutla.
Upaya terpadu berkelanjutan ini sejalan dengan komitmen APRIL terhadap kebijakan “No Burn Policy” sejak 1993 dan mematuhi persyaratan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh kebakaran. Pendekatan strategis APRIL untuk mengurangi risiko kebakaran didasarkan pada empat elemen kunci, yaitu pencegahan (prevention), persiapan (preparation), pemadaman (suppression) dan pemulihan pascakebakaran (recovery).
“Pengalaman bertahun-tahun menunjukkan bahwa hal terpenting dalam pencegahan kebakaran adalah kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pemegang konsesi lainnya,” kata Craig Tribolet, Head of Sustainability Operation APRIL Group.
APRIL telah menginvestasikan sumber daya yang cukup besar dalam pencegahan kebakaran, salah satunya melalui keterlibatan dengan masyarakat lokal. Sejak 2014, program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/FFVP) dibentuk untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan lahan tanpa bakar serta praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab di desa-desa setempat.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid