"Saya maklumi beban Ibu saat ini lbh berat dibandingkan dg saat kenaikan crude dunia thn 2008 yg diatas $140, saat ini sktr $100/brl, krn kurs 2008 sktr Rp 9.000, saat ini sktr Rp 14.900 serta APBN berat krn hrs bayar bunga utang lbh Rp400 t smtr 2008 hanya bayar sktr Rp 70 t," tutur Said Didu.
Sementara itu, Sri Mulyani menuturkan bahwa ada tiga kombinasi pilihan yang sedang dibahas para menteri terkait, mulai dari kenaikan harga, pembatasan kuota dan menaikkan anggaran subsidi.
Baca Juga: Kapolda Metro Kerahkan Pasukan untuk Babat Habis Perjudian di Jakarta, Said Didu: Terkesan Telambat, Mungkin Menunggu...
"Tiga-tiganya sama sekali enggak enak. APBN jelas sekali akan sangat berat karena subsidi BBM itu sudah naik tiga kali lipat, dari Rp158 triliun ke Rp502 triliun. Itu sudah naik tiga kali lipat, ternyata masih kurang lagi," tutur Sri Mulyani.
Meski ketiga opsi tersebut sedang dibahas bersama para menteri yang terkait, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah mempertimbangkan soal kondisi daya beli masyarakat dan kondisi APBN.
Kenapa saat ini pemerintah sdh tdk mampu subsidi, tapi 2008 sanggup ?2008 harga minyak mentah $ 140, 2022 sktr $ 100 per barrel1) 2008, prosentase pendapatan utk bayar utang sktr 13%, sekarang prosentasenya sktr 33 %2) kurs melemah sktr 60% (dari Rp 9.000 menjadi Rp 14.900).
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid