Pengamat musik, Nuran Wibisono, menilai suksesnya perhelatan konser band Coldplay akan menjadi "titik pertaruhan" bagi Indonesia di mata musisi internasional.
Sebab, menurutnya, kalau sampai kepolisian tidak mengeluarkan izin keramaian akibat ancaman Persaudaraan Alumni 212 yang bakal menggelar aksi demonstrasi, Indonesia akan dianggap negara yang tidak aman dan mudah disetir oleh sekelompok orang.
Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin, sebelumnya beralasan penolakan itu lantaran Coldplay mendukung komunitas LGBT dan penganut atheis yang disebutnya bertentangan dengan agama.
Adapun Kepala Humas Polda Metro Jaya, Trunoyudo Wisnu, menyebut pihaknya siap mengamankan jalannya konser dan minta supaya acara ini tidak dikaitkan dengan isu pemilu.
Tur dunia grup musik asal Inggris, Coldplay, kembali ramai diperbincangkan di media sosial setelah Wasekjen Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, mengeluarkan ancaman melakukan demo besar-besaran hingga mengepung Bandara Soekarno-Hatta jika perhelatan tersebut tetap terlaksana.
Penolakan atas kedatangan Coldplay ini dikarenakan Christ Martin cs disebut mendukung hak komunitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) serta penikahan sesama jenis.
Selain itu, menurut Novel, mereka tidak percaya adanya Tuhan atau penganut atheis.
"Kalau sampai jadi menggelar konser, itu artinya kita mendukung mereka mengampanyekan LGBT dan atheis yang sangat bertentangan dengan nilai agama dan Pancasila," ujar Novel kepada wartawan.
"Apalagi mayoritas penduduk Indonesia muslim. Jadi sebaiknya kita tolak," sambungnya.
"Saya mengimbau promotor segera membatalkan niatnya mendatangkan Coldplay. Kalau nekat, maka kita akan gelar aksi besar dengan memblokir lokasi atau kita kepung bandara."
Novel pun mengajak pemerintah agar sejalan bersama PA 212. Apalagi, klaimnya, konser ini berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2024 yang digelar pada 14 Februari.
https://twitter.com/kegblgnunfaedh/status/1657721524785385472
Di media sosial Twitter, reaksi warganet terpecah. Ada yang mendukung pernyataan tersebut dan ada juga yang mencibir.
Seperti diungkapkan @laavanyaisvara, "Apa hubungannya dukung LGBT sama konser? Coldplay ke Indonesia cuma buat nyanyi bukan aneh-aneh."
Kemudian akun @chieeszt yang mencuit, "Dipikir orang-orang yang nonton Coldplay waktu pulang dari konser berubah jadi LGBT atau atheis karena didukung sama Coldplay?"
Pendapat berbeda diutarakan @AwksnX1999, "Saya setuju pendapat beliau ini, cuma mungkin saran saja, pada saat konser lebih baik jangan menggunakan atribut LGBT atau pelangi seperti di Qatar."
Lalu @ZulfaCici yang berkata, "Kalau memang itu fakta seharusnya cukup jadi imbauan saja. Negara kita isinya bukan cuma pemeluk agama tertentu dan benar kita tidak setuju LGBT."
Pengamat musik, Nuran Wibisono, mengatakan ancaman Wasekjen PA 212 tidak bisa dianggap remeh.
Berkaca pada 2012 lampau, konser superstar pop Lady Gaga juga akhirnya batal setelah adanya ancaman kekerasan dari kelompok FPI.
Kelompok FPI menyebut Lady Gaga sebagai pemuja setan dan karena busananya yang dinilai tidak mengikuti norma kesopanan.
Buntut dari intimidasi itu, manajemen Lady Gaga meminta pembatalan konser dan kepolisian Indonesia menolak mengeluarkan izin keramaian. Padahal 50.000 tiket telah habis terjual.
Kini situasi yang sama juga terjadi, kata Nuran dan sangat mungkin tur dunia Coldplay di Jakarta pada 15 November 2023 dibatalkan karena tak ada jaminan keamanan.
"Sangat mungkin [batal], karena sudah pernah kejadian dan ini bakal jadi preseden buruk," ujar Nuran kepada BBC News Indonesia, Senin (15/05).
"Sekarang yang harus dipikirkan kalau konser Coldplay sampai batal karena ancaman PA 212 sudah pasti memberikan dampak buruk ke festival musik di Indonesia."
Menurut dia, pengaruh buruk yang menimpa Indonesia kalau sampai Coldplay batal konser yakni Indonesia akan dipandang sebagai negara yang tidak aman dan mudah disetir oleh sekelompok orang.
Lebih dari itu, akan membuat musisi internasional enggan diajak promotor Indonesia untuk manggung lagi.
"Karena secara sederhana terlihat pemerintah Indonesia dan polisi tidak bisa memberikan keamanan pada artis kami."
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid