Dia menjelaskan, ini merupakan kinerja yang sangat baik, mengingat banyak sekali risiko yang dihadapi, seperti lonjakan harga minyak dunia yang didorong oleh eskalasi tensi geopolitik yang menekan neraca perdagangan migas.
"Jelas bahwa upaya reformasi struktural Indonesia berhasil menciptakan surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia yang konsisten tinggi, bahkan terus meningkat sehingga berhasil menyerap risiko yang berasal dari kenaikan harga minyak," paparnya, mengutip siaran resmi Kementerian Keuangan, Selasa (24/5/2022).
Neraca transaksi berjalan kuartal I 2022 mencatat surplus sebesar US$0,2 miliar atau 0,1% dari PDB. Surplus ini sedikit menurun diakibatkan kenaikan harga minyak dunia yang menyebabkan defisit di sektor migas.
Sementara, neraca perdagangan nonmigas tetap kuat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meski sedikit menurun karena faktor eksternal, yaitu perlambatan ekspor ke negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$17 miliar (kuartal I 2021: US$9,9 miliar, kuartal IV: US$17,5 miliar).
Sementara itu, Neraca Perdagangan Migas pada kuartal I 2022 mencatat defisit sebesar US$5,9 miliar (kuartal I 2021: US$2,3 miliar, kuartal IV 2021: US$5,0 miliar). Penurunan surplus neraca transaksi berjalan juga disebabkan oleh jasa keuangan dan jasa perjalanan, seiring dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan perjalanan (dibukanya kembali penyelenggaraan ibadah umrah) dan wisata nasional ke luar negeri yang memengaruhi neraca jasa.
"Kinerja neraca transaksi berjalan diharapkan terus positif dengan berbagai kebijakan reformasi struktural untuk mendorong kinerja ekspor nonmigas melalui penguatan infrastruktur, sumber daya manusia, hilirisasi, revitalisasi industri, dan ekonomi hijau. PMI Manufaktur Indonesia yang makin ekspansif juga menjadi indikasi dini masih kuatnya kinerja ekspor ke depan," ujar Febrio.
Untuk memperbaiki kondisi defisit migas, pemerintah juga terus berupaya membangun kapasitas industri hulu migas sehingga posisi neraca berjalan secara akan menguat. Dari sisi neraca transaksi modal dan finansial (TMF), terjadi peningkatan aliran dana masuk neto investasi langsung ke sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor lainnya dibandingkan kuartal sebelumnya sebagai bentuk optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik sebagai akibat penanganan pandemi yang efektif dan iklim investasi yang terus terjaga di Indonesia.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid