Warga Iran Turun ke Jalan Rayakan Kemenangan, Presiden Pezeshkian: Hari Ini Bangsa Kita Menulis Sejarah

- Rabu, 25 Juni 2025 | 06:40 WIB
Warga Iran Turun ke Jalan Rayakan Kemenangan, Presiden Pezeshkian: Hari Ini Bangsa Kita Menulis Sejarah


POLHUKAM.ID -
Warga Iran merayakan gencatan senjata dengan turun ke jalan di Ibu Kota Taheran pada Selasa (24/6). Mereka menggelar pertemuan akbar di ibu kota negara tersebut. 

Dalam laporan Aljazeera, tampak warga membawa bendera Iran dan tulisan dukungan terhadap pemerintah Iran. 

"Orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat terus berdatangan ke pertemuan kemenangan di seluruh negeri, bersatu dalam perayaan dan penolakan," kata TV resmi Iran, Press TV, dilansir Aljazeera. 

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa berakhirnya perang dengan Israel merupakan kemenangan besar bagi bangsa Iran dan menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan sengketa dengan Amerika Serikat sesuai dengan kerangka kerja internasional.

"Hari ini, setelah perlawanan heroik dari bangsa kita yang besar, yang menulis sejarah dengan tekadnya, kita menyaksikan penetapan gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi," kata Pezeshkian dalam sebuah pesan tertulis kepada rakyat Iran yang diterbitkan oleh kantor berita resmi, IRNA, dikutip Aljazeera, Rabu (25/6/2025).

"Musuh teroris memulai perang, tetapi akhirnya ditulis oleh kehendak rakyat kita, dan dunia melihat kebesaran negara kita," katanya.

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran memuji serangan rudal Iran pada hari Selasa (24/6/2025), termasuk serangan mematikan di Beersheba. Ini dianggap sebagai kemenangan strategis bagi perlawanan, beberapa jam sebelum gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) mulai berlaku.

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menegaskan serangan Iran baru-baru ini menunjukkan keberanian angkatan bersenjata Republik Islam dan kemampuan mereka mencegah dan menanggapi dengan tegas.

Dewan tersebut mencatat pangkalan Amerika dan Israel, dari Asia Barat hingga jauh di dalam wilayah pendudukan, telah menjadi target potensial untuk serangan di masa mendatang.

Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan setelah pengumuman gencatan senjata, mengatakan tanggapan ini dilakukan di bawah arahan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.

Dewan tersebut menambahkan, “Tanggapan militer Iran merupakan pukulan menyakitkan bagi musuh dan menunjukkan kewaspadaan dan persatuan rakyat Iran menggagalkan rencana musuh dan mengubah ancaman menjadi peluang yang menguntungkan perlawanan."

Pernyataan itu juga memuji "keteguhan para pejuang, kesabaran keluarga para martir, dan kepemimpinan bijak (yang) berhasil menghancurkan gengsi musuh, menolak logika menyerah, dan membuka jalan yang tidak dapat diubah lagi."

Pada Selasa pagi, Teheran melancarkan serangkaian serangan rudal hebat yang menargetkan beberapa lokasi di wilayah Israel, terutama kota Beersheba.

Militer Israel mengonfirmasi Iran telah melancarkan enam serangan rudal sejak pengumuman Trump, sementara surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan perkiraan militer menunjukkan 15 rudal diluncurkan pada Selasa pagi.

Menurut sumber resmi Israel, pemboman itu menewaskan lima warga Israel.

Menurut beberapa platform media sosial Israel, yang dikutip Quds News Network, delapan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk kasus kritis, setelah rudal Iran langsung menghantam satu gedung di Beersheba. (*)

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Terkini