Amerika Tingkatkan Fokus di Indo-Pasifik, Marinir Siap Diterjunkan di Australia Utara

- Rabu, 15 Juni 2022 | 13:50 WIB
Amerika Tingkatkan Fokus di Indo-Pasifik, Marinir Siap Diterjunkan di Australia Utara

"Jawabannya tidak, karena orang itu berada di balik pagar. Dia warga sipil dan Anda akan menghadapkan senjata dengan tongkat," katanya.

"Anda harus memikirkan kekuatan yang Anda gunakan dan kekuatan yang mereka gunakan," tambah Sersan Sullivan.

Kelompok marinir paling siap tempur

Pelatihan ini merupakan kegiatan tahunan Marine Rotational Force-Darwin (MRF-D), yakni pelatihan enam bulan yang merupakan implementasi kesepakatan antara AS dan Australia yang kini memasuki tahun ke-11.

Pada tahun 2022, prajurit marinir yang ambil bagian adalah kelompok yang paling cakap dan paling siap tempur yang pernah dikerahkan.

"Resimen Marinir Kelima yang membentuk MRF-D sudah menjadi resimen tetap, sehingga kami dapat terlibat dalam misi ini karena sudah kredibel dalam pertempuran," kata Sersan Robinson.

"Kami siap untuk terus berlatih di sini bersama Australia dan mitra lainnya di kawasan ini. Kami juga siap untuk menanggapi krisis di mana pun di kawasan Pasifik," tegasnya.

Ketika ketegangan di kawasan Indo-Pasifik terus memanas, peningkatan marinir yang sekarang berbasis di Australia Utara adalah perubahan yang halus namun signifikan.

Hal itu dikemukakan oleh Dr John Coyne dari Institut Kebijakan Strategis Australia yang menyebut peningkatan kehadiran AS ini menandakan pentingnya kawasan strategis bagi kedua negara.

"Ada bukti yang jelas bahwa Pemerintah AS akan berinvestasi lebih besar dalam memastikan bahwa rantai pasokan dan fasilitas logistik pertahanan hadir di Australia Utara dan siap mendukung berbagai kemungkinan di Pasifik," katanya.

Sekitar 2.000 marinir berbasis di wilayah Top End (semenanjung paling utara Benua Australia) sebagai bagian dari rotasi 2022.

Sebagai perbandingan, hanya 200 marinir yang dikerahkan pada tahun 2012. 

Dr Coyne memperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat.

"Penempatan mereka di Darwin dan Australia Utara memberikan akses kedekatan dengan kawasan, menyediakan kapasitas bagi AS untuk menjalankan operasi," katanya.

Tapi Dr Coyne mengatakan dia yakin AS akan berhenti membangun pangkalan militer formal permanen di Australia Utara.

"Akan ada peningkatan kunjungan kapal dan peningkatan kunjungan pasukan di tahun-tahun mendatang," katanya.

"Konsep pangkalan seperti yang kita pahami dalam Perang Dingin — kini sangat sedikit negara yang menyambut pangkalan AS seperti itu," katanya.

Mengenai apakah peningkatan militer AS di Darwin membuat Australia Utara menjadi target konflik, Dr Coyne mengatakan dia yakin kehadiran pasukan Amerika sebenarnya merupakan penghalang.

Sumber: suara.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler