“Jika ada tombol yang dapat Anda tekan yang membuat semua orang Arab menghilang, yang akan mengirim mereka ke kereta ekspres ke Swiss --semoga mereka menjalani kehidupan yang luar biasa di sana, saya berharap yang terbaik bagi mereka di dunia-- saya akan menekan tombol itu,” ucap Wakil Menteri Agama Matan Kahana dalam pernyataan yang dikutip Badan Penyiaran Israel.
“[Tapi] tidak ada tombol seperti itu [...] tampaknya kita ditakdirkan untuk ada di sini [bersama] di tanah ini dalam beberapa bentuk,” tambahnya saat berbicara kepada pelajar di sebuah sekolah menengah di pemukiman Efrat di daerah pendudukan Tepi Barat.
"Ada yang berpikir jika kita kembali ke perbatasan 1967, akan ada dua negara bagian di sini yang akan hidup damai satu sama lain [...] Saya pikir itu omong kosong," katanya.
Kahana kemudian mentweet bahwa populasi Yahudi dan Arab “harus bekerja untuk hidup berdampingan.”
“Koalisi kami adalah langkah berani menuju tujuan ini dalam diskusi yang lebih besar ini, beberapa pernyataan saya diucapkan dengan buruk,” tambahnya.
Namun pernyataannya mendapat kecaman dari anggota Knesset Arab Ahmad Tibi, yang menulis di Twitter.
"[Jika] ada tombol yang mengeluarkan Anda dari pemerintah dan Knesset; saya akan segera menekannya."
Menurut Badan Penyiaran Israel, Kahana kemudian menelepon Tibi dan meminta maaf kepadanya atas pernyataannya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Iran Gantung Mata-Mata Israel yang Kirim Data Rahasia ke Mossad
Kekuatan Nuklir Muslim Ngamuk Israel Serang Iran, Serukan Hal Ini
Iran Pakai Taktik Baru, Salvo Rudal Bikin Iron Dome Israel Eror dan Cegat Peluru Sendiri
Pertahanan Israel Lumpuh, Rudal Penangkis Malah Saling Serang