Perjanjian Abraham merupakan kesepakatan normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara mayoritas Muslim.
Perjanjian yang dijembatani Amerika Serikat (AS) ini awalnya mengikat hubungan diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain pada September 2020. Kemudian, normalisasi hubungan dengan Sudan dan Maroko menyusul.
Lapid mengaku pihaknya hendak memperluas Perjanjian Abraham dan merangkul negara-negara lain.
“Tentu saja kami bekerja untuk memperluas Perjanjian Abraham. Saya tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa terdapat daftar negara-negara target,” kata Lapid di Yerusalem sebagaimana dikutip Associated Press, Rabu (15/6/2022).
“Arab Saudi adalah yang pertama di antaranya, juga Indonesia, juga negara-negara lain. Ini adalah negara-negara yang ingin dirangkul Israel dengan perjanjian damai,” lanjutnya.
Tidak ada komentar dari otoritas Saudi atau Indonesia atas pernyataan Lapid tersebut.
Lapid menambahkan, Rabu, pihaknya melakukan kontak dengan para menlu tiga negara yang tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel. Lapid tidak menyebutkan negara-negara tersebut.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak