"Posisi dan peran misi damai Indonesia tidak bisa dilepaskan dari mandat Presidensi G20," kata Dr. Shiskha Prabawaningtyas, Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD).
Menurut Shiskha, politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi salah satu pendorong Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun hal itu terlepas dari wacana dan kesepakatan lain di luar perdamaian.
Shishka juga memaparkan harapan masyarakat Indonesia atas agenda besar Jokowi ke Ukraina dan Rusia perlu mendapat sorotan. Pertama adalah inisiatif yang patut diberi apresiasi.
"Agenda KTT G20 tahun 2022 diharapkan berjalan lancar. Jangka menengah, Indonesia akan concern ke masalah tata kelola keuangan dan fiskal moneter dunia paska pandemi dan imbas perang Rusia-Ukraina terkait juga krisis pangan dunia," papar Shiskha.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak