Sebagian dari mereka, sekitar 300-400 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, akhirnya mendarat di pantai provinsi Aceh di timur laut Indonesia.
Perjalanan mereka yang melelahkan dan berbahaya ini merupakan bagian dari serangkaian kedatangan, sebagian besar berasal dari kamp-kamp di Bangladesh.
Kedua perahu tersebut mendarat di dua lokasi berbeda, satu di Kabupaten Aceh Besar dan yang lainnya di desa Blang Raya di Kabupaten Pidie, beberapa mil ke arah tenggara.
Menurut keterangan seorang warga Rohingya, kapal mereka telah berlayar di laut selama enam minggu, tanpa sisa makanan atau minuman.
Penerimaan terhadap pengungsi Rohingya di Indonesia bukanlah hal baru. Sejak lama, Indonesia telah menjadi tuan rumah bagi mereka yang mencari perlindungan dari konflik dan kekerasan di negara asal mereka.
Meskipun belum secara resmi menjadi pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB, Indonesia terus menunjukkan sikap kemanusiaan dengan memberikan bantuan dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi.
Meskipun tantangan dan dilema muncul dalam menangani gelombang pengungsi, baik dari segi keamanan maupun sosial, Indonesia terus berusaha untuk menanggapi situasi ini dengan sikap yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: beritasenator.com
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak