Penyakit Kulit Jokowi Semakin Parah: Ia Harus Berobat dan Bertobat!
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Pak Jokowi kini bukan lagi Presiden. Istana sudah tak lagi jadi rumah tinggalnya, tapi bekas pijakannya masih membekas di setiap sudut kekuasaan.
Ia seperti tamu yang sudah pamit dari pesta, tapi aroma parfumnya masih tertinggal di sofa, di meja makan, bahkan di gelas-gelas kosong yang belum dicuci.
Kendati tidak lagi memegang tongkat komando, bayangannya tetap bergentayangan di layar politik: dalam rupa proyek, dalam suara anak, dan dalam sorot mata menantu yang kini ikut berpidato di panggung negara.
Ia hidup dalam gelimang harta yang tak bertepi, pensiun dengan kehormatan negara, tinggal di lingkungan dengan sanitasi super terawasi, fasilitas medis kelas wahid, dan petugas kebersihan yang lebih sigap dari wartawan istana.
Tapi penyakit kulit itu datang juga. Gatalnya tidak wajar. Kemerahannya tak kunjung padam.
Obat-obatan mahal dari luar negeri, salep racikan dokter kepresidenan, bahkan terapi dari ahli yang pernah menyembuhkan pangeran Arab—semuanya mandul.
Karena penyakit ini bukan datang dari luar, melainkan dari dalam. Dari hati yang gundah.
Dari batin yang resah. Dari jiwa yang dihantui oleh tapak-tapak kesalahan yang dulu dianggap strategi.
Ia tidak sedang diserang alergi, bukan pula kutu dari selimut hotel bintang lima. Ini penyakit karena kelelahan menahan beban sejarah.
Beban janji yang tak tuntas ditepati. Beban kekuasaan yang diwariskan lewat darah, bukan lewat mandat rakyat.
Beban pembangunan yang lebih sering menjadi pajangan visual, ketimbang memperbaiki nasib buruh, petani, dan guru honorer yang bahkan tak sempat bermimpi ke Ibu Kota Nusantara.
Orang-orang di sekelilingnya masih menyebutnya “Bapak”. Ada yang tulus, ada pula yang cuma berharap proyek dan posisi.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur