Kontroversi ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi memasuki babak baru yang lebih serius.
Setelah mempersoalkan Indeks Prestasi (IP) yang dianggap tak memenuhi syarat, kini muncul tudingan bahwa skripsi Jokowi merupakan hasil menjiplak atau contekan dari pidato seorang guru besar Fakultas Kehutanan UGM.
Tuduhan mengejutkan ini dilontarkan oleh mantan Rektor Universitas Gadjah Mada atau UGM periode 2002-2007, Profesor Sofian Effendi.
Dalam sebuah wawancara yang viral di media sosial, Sofian dengan tegas menyatakan bahwa skripsi Jokowi tidak otentik dan bahkan tidak pernah diuji secara resmi.
Menurut Sofian, keraguan ini muncul dari fakta bahwa nilai akademik Jokowi pada dua tahun pertama kuliahnya tidak mencukupi untuk melanjutkan ke jenjang sarjana, apalagi menulis skripsi.
"Jadi (karena nilainya tidak memenuhi) dia belum memenuhi persyaratan melanjutkan ke sarjana dan menulis skripsi. Skripsinya pun sebenarnya adalah contekan dari pidatonya prof Soenardi, salah satu dekan setelah Pak Soemitro. Tidak pernah lulus. Tidak pernah diujikan. Lembar pengesahannya kosong," ungkap Prof. Sofian.
Klaim ini diperkuat dengan pengakuannya yang telah melakukan pengecekan langsung ke pihak administrasi UGM.
"Saya tanya ke petugasnya, 'mbak ini kok kosong'? Dia bilang iya pak itu sebenarnya nggak diuji. Nggak ada nilainya. Makanya nggak ada tanggal, nggak ada tandatangan dosen penguji," sebutnya.
Jika tudingan ini benar, maka hal ini akan menjadi pukulan telak terhadap integritas akademik Jokowi dan menambah daftar panjang kejanggalan yang menyelimuti riwayat pendidikannya.
Profil Prof. Soenardi Prawirohatmodjo
Nama Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo kini menjadi sorotan.
Ia adalah seorang Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM yang namanya disebut oleh Prof Sofian Effendi.
Prof Soenardi bukan sosok sembarangan di dunia akademik kehutanan Indonesia.
Lahir di Wonogiri pada 8 Maret 1929, Prof Soenardi adalah seorang pejuang kemerdekaan yang pernah bergabung dengan Tentara Pelajar dan TNI.
Setelah perang, ia kembali ke bangku sekolah dan menjadi salah satu tokoh penggagas berdirinya Fakultas Kehutanan UGM pada 17 Agustus 1963.
Karier akademiknya sangat cemerlang. Ia memegang berbagai jabatan penting, termasuk Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM.
Namanya bahkan tertera sebagai dekan dalam ijazah sarjana kehutanan yang dikeluarkan pada era tersebut, termasuk yang dimiliki Jokowi.
Pada 18 Oktober 1984, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar dan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Kayu, Ilmu Kayu, Teknologi Kayu, dan Masa Depannya”.
Pidato inilah yang diduga oleh Prof Sofian menjadi sumber contekan untuk skripsi Jokowi.
Prof Soenardi Prawirohatmodjo telah berpulang pada 24 April 2021 di usia 92 tahun.
Rangkaian Keraguan Akademik
Tudingan penjiplakan ini bukan satu-satunya isu.
Sebelumnya, kredibilitas akademik Jokowi juga dipertanyakan terkait sosok dosen pembimbingnya.
Dalam acara Dies Natalis UGM tahun 2017, Jokowi memperkenalkan Ir. Kasmudjo sebagai dosen pembimbingnya yang "galak".
Namun, Kasmudjo baru-baru ini mengklarifikasi bahwa ia bukanlah pembimbing skripsi Jokowi.
Ia menegaskan saat itu statusnya masih asisten dosen dan tidak berwenang membimbing skripsi secara mandiri.
"Mengenai ijazah, saya paling tidak bisa cerita. Karena saya tidak membimbing, tidak mengetahui. Prosesnya dan pembimbingnya itu Prof Sumitro," ungkap Kasmudjo.
Rangkaian inkonsistensi ini, mulai dari nilai yang disebut tidak lolos, status dosen pembimbing yang simpang siur, hingga tuduhan penjiplakan skripsi, menjadi amunisi bagi pihak-pihak yang meragukan keaslian ijazah S1 Jokowi.
Jokowi: Ada Agenda Politik Besar
Menanggapi berbagai serangan yang ditujukan kepadanya, Jokowi menyatakan bahwa ia mencium adanya agenda politik di baliknya.
Ia merasa ada upaya sistematis untuk menjatuhkan reputasi politiknya.
“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politi di balik isu-isu ini ijazah palsu, isu pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui pada Senin (14/7/2025).
"Ini perasaan politik saya, mengatakan ada agenda besar politik. Untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade."
Sementara itu, proses hukum terus berjalan. Jokowi telah melaporkan sejumlah pihak atas tuduhan pencemaran nama baik terkait ijazah palsu.
Di sisi lain, Ahli Forensik Digital Rismon Sianipar juga melaporkan Jokowi ke polisi atas dugaan penyebaran berita bohong mengenai status dosen pembimbingnya.
Sumber: suara
Foto: Kolase foto Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo (kiri) dan hasil bidik layar Skripsi Jokowi (kanan). [Suara.com]
Artikel Terkait
Wajah Berubah, Tahi Lalat Pindah: Siapa Dia Sebenarnya?
Said Didu Tahu Alasan Prof. Sofian Effendi Cabut Pernyataan soal Ijazah Jokowi, Begini Kata Dia
Drama Ijazah Jokowi, Eks Rektor UGM Ngaku Dijebak? Bongkar Kronologi Pertemuan Kontroversial
MK Tolak Gugatan Mahasiswa soal Syarat Capres-Cawapres Minimal Harus S1