Di tengah hiruk pikuk Pesta Rakyat yang berubah menjadi tragedi maut di Alun-Alun Garut, muncul sebuah kisah kepahlawanan yang harus dibayar dengan nyawa.
Dialah Bripka Cecep Saeful Bahri, anggota Polres Garut berusia 39 tahun, yang gugur sebagai pahlawan sejati di tengah tugasnya.
Bripka Cecep menjadi salah satu dari tiga korban jiwa dalam insiden desak-desakan saat pembagian makanan gratis pada resepsi pernikahan putra Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025).
Namun, ia tidak meninggal karena terinjak-injak, melainkan karena kelelahan luar biasa usai berjibaku menyelamatkan nyawa warga lain.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan, mengonfirmasi pengorbanan anggotanya. "Benar ada tiga orang yang meninggal dalam kegiatan resepsi yang ada di Garut," ujarnya, yang salah satunya adalah Bripka Cecep, seorang abdi negara yang berdedikasi hingga napas terakhir.
Berjibaku di Tengah Lautan Manusia yang Kacau
Pesta Rakyat yang digelar untuk merayakan pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina sejatinya bertujuan untuk berbagi kebahagiaan.
Namun, antusiasme ribuan warga yang tak terkendali saat mengantre makanan gratis mengubah alun-alun menjadi medan yang kacau dan berbahaya.
Saksi mata menggambarkan suasana mencekam di mana warga saling dorong, berteriak, dan banyak yang terjatuh. Di tengah kepanikan massal itulah, Bripka Cecep menunjukkan jiwa korsanya.
Aksi Heroik Menyelamatkan Warga, Mengabaikan Diri Sendiri
Ketika situasi memburuk, Bripka Cecep tidak tinggal diam. Ia berada di garis depan, menerobos kerumunan untuk melakukan tindakan penyelamatan krusial:
Mengevakuasi Korban Pingsan: Ia berulang kali terlihat mengangkat dan membantu warga, terutama wanita dan anak-anak, yang pingsan karena terhimpit.
Menenangkan Massa: Dengan sisa tenaganya, ia berusaha menenangkan kerumunan yang panik dan mengarahkan mereka agar tidak saling dorong.
Mengatur Jalur Evakuasi: Bersama petugas lain, ia bekerja keras membuka jalan agar korban yang terjatuh bisa segera mendapat pertolongan medis.
Ia mengabaikan rasa lelahnya sendiri, memprioritaskan keselamatan setiap warga yang berada dalam bahaya. Baginya, tugas melindungi masyarakat adalah panggilan jiwa yang harus ditunaikan, apa pun risikonya.
Napas Terakhir Sang Pahlawan
Setelah berjibaku tanpa henti dan situasi mulai sedikit terkendali, pengorbanan Bripka Cecep mencapai puncaknya. Ia menepi untuk beristirahat sejenak, namun tubuhnya tak lagi sanggup menahan beban kelelahan yang luar biasa.
Sesaat kemudian, sang pahlawan itu pingsan dan tak sadarkan diri. Meskipun rekan-rekannya segera memberikan pertolongan, nyawanya tidak tertolong. Bripka Cecep Saeful Bahri gugur bukan karena kekerasan, melainkan karena totalitas pengabdiannya yang menguras seluruh tenaganya demi menyelamatkan orang lain.
Kini, sementara pihak kepolisian mengusut tuntas dugaan kelalaian pihak event organizer, nama Bripka Cecep dikenang sebagai simbol pengorbanan tertinggi seorang Bhayangkara.
Ia pergi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan korps kepolisian, namun meninggalkan warisan kepahlawanan yang abadi.
Sumber: suara
Foto: Rekaman kericuhan yang terjadi saat Acara Panggung Hiburan Rakyat dalam rangkaian pesta pernikahan putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar Mulyadi Putra, dengan anak Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, beredar di media sosial. (ist)
Artikel Terkait
TERKUAK! Prof Sofian Effendi Akui Dihubungi Jokowi Lovers Usai Bongkar Fakta Ijazah Palsu: Mereka Akan Laporkan Saya ke Bareskrim
Rektor UGM Dipanggil Prabowo: Benarkah Ada Yang Disembunyikan Soal Ijazah Jokowi?
Gubernur Dedi Mulyadi Mengaku Tak Tahu Ada Pesta Rakyat di Pernikahan Anaknya
Kronologi Lengkap Guru Madin Tampar Murid Didenda Rp 25 Juta, hingga Berujung Laporan Polisi