Minilik Suasana Rumah Eks Menag Gus Yaqut Setelah Digeledah KPK, Suara Penjaga Sempat Meninggi

- Senin, 18 Agustus 2025 | 20:10 WIB
Minilik Suasana Rumah Eks Menag Gus Yaqut Setelah Digeledah KPK, Suara Penjaga Sempat Meninggi


Kediaman mantan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut di Kompleks Perumahan, kawasan Condet, Jakarta Timur terlihat sepi pada Senin (18/8/2025).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Yaqut Cholil Qoumas terkait korupsi kuota haji pada Jumat (15/8/2025).

Rumah Yaqut Cholil Qoumas berada di kluster yang berisi kurang lebih 20-an rumah.

Pantauan Tribunnews.com Senin siang, perumahan tersebut tampak tertutup. 

Pintu gerbang akses keluar masuk area klaster tertutup rapat dan dijaga seorang petugas keamanan.

Setiap tamu wajib melapor jika hendak memasuki perumahan tersebut. 

Seorang petugas sempat menanyakan maksud kedatangan Tribunnews.co, ke kediaman rumah Yaqut Cholil Qoumas. 

Lalu, ia mempersilakan untuk masuk dan memarkirkan kendaraan di ujung jalan.

Petugas itu mengarahkan jika nantinya akan ada petugas lainnya yang memberi petunjuk menuju rumah Yaqut.

Setelah memarkirkan kendaraan, Tribunnews.com sempat melihat sitausi di dalam Perumahan.

Pantauan di lokasi, kondisi perumahan terbilang asri dan hening. 

Kondisi rumah di Perumahan tersebut terdiri dari sejumlah bangunan dua lantai.

Sejumlah rumah terlihat bercat putih.

Namun, Tribunnews.com belum mengetahui persis kondisi rumah Yaqut yang sempat digeledah KPK.

Saat melihat kondisi perumahan dan ingin menanyakan lebih jauh soal lokasi persis rumah Yaqut, ada petugas keamanan lain yang mengenakan topi hitam tiba-tiba menghampiri. 

Langkahnya begitu cepat menghampiri Tribunnews yang berdiri di ujung jalan dalam Perumahan itu.

“Dari mana Mas?” tanya petugas itu sambil mengulurkan tangan.

Tribunnews pun menjelaskan soal maksud kedatangannya untuk meliput kondisi rumah Yaqut usai digeledah KPK.

Saat itu, Tribunnews membalas uluran tangan petugas itu untuk bersalaman.

Petugas itu pun meraih tangan Tribunnews, sambil menggiring ke arah pintu keluar perumahan.

Raut wajahnya seketika juga berubah lebih muram.

Hampir 10 langkah kaki, tangan Tribunnews belum dilepas oleh petugas itu.

“Silakan Mas, di depan saja (pintu masuk perumahan),” kata petugas sambil terus menggenggam tangan Tribunnews.

Petugas bertopi itu juga terdengar meninggikan nada bicara kepada petugas yang berjaga di depan perumahan.

“Aduh, kenapa bisa masuk,” ujar petugas bertopi itu menegur rekannya.

Petugas itu juga sempat terlihat panik dan menanyakan kendaraan apa yang digunakan sehingga bisa masuk ke dalam perumahan. 

Padahal, sepengamatan di lapangan, petugas itu melihat jelas jika Tribunnews memarkirkan kendaraan roda dua di ujung jalan perumahan tersebut.

Bahkan, ketika petugas bertopi itu menghampiri, Tribunnews masih berada di posisi dekat motor sambil melepas jaket.

Tribunnews pun diminta untuk berbincang di luar pagar perumahan. 

Menurutnya, hal ini untuk menjaga keamanan penghuni lainnya.

Petugas keamanan pun menjelaskan bahwa proses penggeledahan oleh KPK memang digelar pada Jumat (15/8/2025) lalu.

Namun penggeledahan hanya berlangsung sebentar.

"Pagi hari (penggeledahan), cuman sebentar, paling tiga jam," ucap dia.

Dia juga mengatakan ada empat mobil yang datang ke kediaman Yaqut untuk melakukan penggeledahan. 

"Ada empat mobil yang datang," katanya.

Meski sedang bertugas pada hari penggeledahan, petugas keamanan itu mengaku tidak mengetahui persis proses dan apa saja yang dibawa oleh penyidik KPK. 

Saat itu, dirinya tidak ikut mendampingi proses penggeledahan yang dilakukan KPK.

"Ada yang lain yang mendampingi, dari keamanan di rumah. Memang ada petugas keamanan tersendiri di rumah (Yaqut)," kata dia.

Petugas keamanan juga mengatakan bahwa Yaqut sedang tidak berada di kediamannya pada Senin siang ini. 

Namun, penuturannya, Yaqut sempat pulang beberapa hari lalu dan kembali meninggalkan rumahnya kemarin.

“Bapak lagi di luar, lagi enggak di rumah. kemarin sempat pulang, tapi pergi lagi,” kata petugas keamanan. 

Ketika menjelaskan keberadaan Yaqut, petugas itu tak melihat ke arah Tribunnews dan terlihat memalingkan wajahnya.

Yaqut Dikenal Ramah

Petugas keamanan juga mengungkapkan sosok mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini dikenal ramah dan baik kepada warga perumahannya. 

Bahkan, Yaqut disebut selalu menegur petugas keamanan saat keluar dan masuk perumahan.

“Baik orangnya Bapak, ramah juga dengan warga,” kata dia.

Perlakukan yang sama pun masih ditunjukan Yaqut setelah KPK mencegahnya ke luar negeri dan menggeledah rumahnya dalam pengusutan kasus dugaan korupsi Haji.

“Masih sama (ramah), enggak berubah,” tambahnya.

Yaqut disebut telah tinggal di kawasan Condet selama kurang lebih 8 tahun.

Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kediaman mantan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, di Jakarta Timur, pada hari ini, Jumat (15/8/2025). 

Penggeledahan ini merupakan bagian dari penyidikan kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan kuota haji Indonesia untuk periode 2023–2024.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi langkah penyidik tersebut. 

Menurutnya, penggeledahan bagian dari serangkaian upaya untuk mencari barang bukti yang dapat membuat terang perkara.

“Ya benar, hari ini tim melanjutkan rangkaian penggeledahan terkait perkara penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji. Tim hari ini melakukan penggeledahan di dua lokasi,” ujar Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (15/8/2025) petang.

Lokasi pertama yang digeledah adalah rumah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama di Depok, di mana penyidik menyita satu unit kendaraan roda empat.

“Kedua, tim melakukan penggeledahan di rumah YCQ (Yaqut Cholil Qoumas) yang berlokasi di daerah Jakarta Timur,” sambung Budi.

Ia menambahkan bahwa proses penggeledahan di rumah Yaqut masih berlangsung hingga malam hari dan sejauh ini yang bersangkutan bersikap kooperatif.

Kasus ini naik ke tahap penyidikan pada Jumat (8/8/2025) lalu setelah KPK menemukan bukti permulaan yang cukup. 

Dugaan korupsi berpusat pada penyelewengan alokasi tambahan kuota haji sebanyak 20.000 jemaah dari Arab Saudi pada tahun 2023, yang diduga tidak didistribusikan sesuai peraturan.

Berdasarkan perhitungan awal KPK, potensi kerugian keuangan negara dalam kasus ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp1 triliun. 

KPK juga telah melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit guna menghitung angka pasti kerugian negara.

Selama sepekan terakhir, KPK telah melakukan penggeledahan maraton di beberapa lokasi strategis, termasuk Kantor Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, rumah pihak terkait, serta kantor swasta biro perjalanan haji.

Dari serangkaian penggeledahan tersebut, penyidik telah menyita sejumlah aset, antara lain:

1. Satu unit kendaraan roda empat dan aset properti dari sebuah rumah di Depok.

2. Sejumlah dokumen dan Barang Bukti Elektronik (BBE) dari kantor Ditjen PHU Kemenag.

Setelah rangkaian penggeledahan selesai, Budi menyatakan bahwa penyidik akan segera menjadwalkan pemanggilan dan pemeriksaan sejumlah saksi kunci.

Meskipun telah masuk tahap penyidikan dan mencegah beberapa pihak ke luar negeri, termasuk mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, KPK hingga kini belum mengumumkan nama tersangka.

Sumber: tribunnews
Foto: RUMAH YAQUT - Kompleks Perumahan di kawasan Condet, Jakarta Timur lokasi kediaman mantan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas terlihat sepi pada Senin (18/8/2025), usai digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat lalu/Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda

Komentar