POLHUKAM.ID - Keputusan musisi yang membebaskan royalti atas karyanya tidak serta-merta menghentikan proses penagihan oleh Lembaga Manajemen Kolektif (LMK). Wahana Musik Indonesia (WAMI) menegaskan pihaknya tetap wajib memungut royalti tersebut selama aturan masih berlaku.
Sebagai contoh, Ari Lasso membebaskan royalti bagi musisi kafe yang memakai karyanya. WAMI menegaskan tetap menjalankan tugas pokok mereka sebagai lembaga yang ditunjuk oleh negara.
"Ya, sebenarnya tadi saya sudah sampaikan, ya, bahwa kami ini adalah petugas yang diberi kewenangan. Nah, tupoksi kami adalah meng-collect," kata President Director WAMI, Adi Adrian, dalam konferensi pers di Pancoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (19/8).
WAMI tegas menjalankan mandatnya sebagai pemungut royalti hingga ada perubahan aturan yang secara resmi mengubah tugas dan wewenang mereka.
"Orang-orang bilang, 'Wah, ini enggak boleh, ini bebas atau apa segala macam.' WAMI ikutin tupoksi saja. Sepanjang kami sebagai pelaksana, ya sudah jalankan. Kalau ditarik pelaksananya, ya sudah kita tanya, 'Kenapa? Ada hal yang baru?' Ya nanti kita gitu. Jadi poinnya adalah, ya kami ngikutin aturan main saja,β ujar Adi.
Adi juga menekankan bahwa WAMI tidak memiliki otoritas membuat atau mengubah aturan. Peran mereka sebagai eksekutor dari regulasi yang sudah ada.
"Kalau di Indonesia ini, kita ya payungnya kami adalah LMKN. Nah, seperti sudah saya sampaikan, WAMI play by the rule. Koridor kami adalah aturan main. Jadi, aturan mainnya seperti apa, ya sudah kita ikut aturan main,β ujar Adi.
Adi menyebut aturan itu sudah ada sebelum WAMI menjalankannya.
"Rules itu bukan WAMI yang buat. Rules itu bukan, bukan kami yang buat, ya kan. Bahwa, 'Wah, tagih ini, tagih apa segala macam,' gitu. Jadi, itu sudah seperti itu, kami menjalankan saja,β jelas Adi.
Perlu Penyempurnaan Sistem
WAMI tetap mengakui bahwa industri musik dan regulasinya bersifat dinamis. Adi sendiri melihat kini ada perhatian besar dari pemerintah dalam hal penyempurnaan sistem royalti di Tanah Air.
βNah, tentu, ini semuanya nanti juga dipikirkan, bagaimana rules yang baik. Ya kadang kami diajak ngobrol. Tapi poinnya adalah, kami selalu melihat bahwa pemerintah memberi perhatian besar. Tentu pemerintah menginginkan pengelolaan ini lebih baik," tutup Adi.
Sumber: kumparan
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur