Nama Glory Lamria Aritonang mendadak mencuat di ruang publik usai Presiden
Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke New York, Amerika
Serikat.
Sosok profesional muda dan diaspora Indonesia ini tampak begitu antusias
menyambut kedatangan presiden yang disebut-sebut sebagai kunjungan pertama
seorang Presiden RI ke New York setelah satu dekade.
Wawancara Glory yang penuh semangat menyampaikan aspirasi diaspora pun
awalnya dipandang wajar. Namun, tak lama kemudian, kehadirannya justru
memicu kehebohan.
Akun X @barengwarga menuding bahwa wawancara sejumlah diaspora, termasuk
Glory, sudah diatur sebelumnya oleh wartawan istana.
Jadi, menurut beberapa kawan diaspora dan jurnalis diaspora yang kami hubungi, wawancara dengan diaspora di New York itu sudah di-set sama wartawan istana, tidak bisa pilih narasumber lain.
— Bareng Warga - #BebaskanKawanKami (@barengwarga) September 22, 2025
Orang yang diwawancara pertama Glory lamria update berenang di hotel AMAN NY, hotel… https://t.co/WTyAWmT9AN pic.twitter.com/x0imA1mIVV
Dalam cuitannya, akun itu mengklaim mendapatkan informasi dari kalangan
diaspora dan jurnalis bahwa narasumber untuk wawancara tidak dipilih secara
bebas, melainkan ditentukan.
Nama Glory menjadi sorotan pertama, apalagi akun tersebut menuding ia
mendapat fasilitas mewah, termasuk kamar gratis di hotel AMAN New
York—tempat rombongan presiden menginap dengan tarif mulai 6.000 hingga
25.000 dolar per malam.
"Orang yang diwawancara pertama itu Glory Lamria, update berenang di hotel
AMAN New York, hotel tempat rombongan Prabowo menginap (sekitar 60 orang).
Harga kamarnya mulai dari $6.000 sampai $25.000 per malam," ujar akun X
tersebut.
Bahkan, disebutkan pula bahwa Glory sempat membagikan momen berenang di
hotel tersebut. Meski tudingan ini masih sebatas klaim, kontroversi yang
menyertainya membuat publik bertanya-tanya, siapa sebenarnya Glory Lamria?
Profil Glory Lamria
Glory bukanlah figur sembarangan di kalangan diaspora. Ia adalah lulusan
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang kini tengah melanjutkan
studi Master of Science di bidang Technology Management di Columbia
University, New York.
Sejak masa kuliah, rekam jejak akademiknya sudah mengesankan. Pada 2018, ia
meraih medali emas dalam ajang bergengsi International Genetically
Engineering Machine (iGEM) di Boston, Amerika Serikat. Setahun kemudian, ia
dinobatkan sebagai Most Outstanding Student Award kategori Riset dan
Teknologi oleh Kementerian Riset dan Teknologi RI.
Pada tahun yang sama, Glory meraih Juara 1 Business Impact Challenge di
Harvard Project for International Relations (HPAIR), berkolaborasi dengan
mahasiswa dari Oxford, Nazarbayev, hingga Kathmandu University.
Di luar prestasi akademis, Glory juga aktif di bidang sosial. Pada 2020, ia
mendirikan ChapterOne Indonesia, sebuah organisasi yang bergerak di literasi
dan pendidikan. Dedikasinya di dunia akademik dan teknologi turut membawanya
menjadi anggota senior Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE) sejak 2025.
Perjalanan profesional Glory pun tak kalah gemilang. Ia pernah berkarier di
perusahaan raksasa global. Dari 2022 hingga 2023, ia menjabat Senior Manager
untuk Global Operation di TikTok. Setelah itu, ia bergabung dengan Shopee
sebagai Lead hingga 2024.
Pada 2025, Glory menjalani program magang sebagai Investment Analyst di
sebuah perusahaan stealth, sekaligus Banking Assistant di Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Ia juga memperkaya wawasan akademiknya lewat
program musim panas di Stanford University pada bidang statistik dengan
capaian sempurna, IPK 4.00.
Saat ini, selain menempuh studi pascasarjana di Columbia, Glory aktif
sebagai Graduate Student Assistant di bidang project management serta
terlibat dalam program-program kampus, termasuk SPS Graduate Internship
Program dan Student Life Fellow.
Tidak heran bila ia sudah mengoleksi lebih dari sepuluh penghargaan dari
berbagai institusi ternama, mulai dari Schlumberger, Unilever, hingga AiCHE.
Dengan semua rekam jejak itu, Glory sebenarnya adalah representasi diaspora
muda Indonesia yang berprestasi, inspiratif, dan patut dibanggakan. Namun,
kemunculannya dalam momen penyambutan Prabowo di New York membawa dinamika
berbeda.
Dari sisi prestasi, ia memang layak tampil di depan mewakili wajah diaspora.
Tetapi tudingan soal setting wawancara, fasilitas mewah, hingga keterkaitan
dengan jaringan tertentu membuatnya ikut terseret dalam pusaran kontroversi
politik.
Sumber:
suara
Foto: Glory Lamria (instagram)
Artikel Terkait
Apa Itu ChatGPT Go? Lengkap dengan Rekomendasi Jasa di VCCMurah.net
Skenario Pilpres 2029: Selamat Ginting Prediksi Pertarungan 3 Poros Antara Prabowo, PDIP, dan Islam Moderat
Dosen IPB Pertanyakan Legalitas Ijazah Gibran, Sebut Hanya Setara SD?
Tepuk Sakinah Viral di TikTok, Calon Pengantin Harus Tahu Jika Ingin Menikah dalam Waktu Dekat!