Di Pra-KTT Y20 Ke-4, delegasi muda hingga pengamat bertukar pikiran bagaimana kita dapat mewujudkan inklusivitas, khususnya di kalangan anak muda. Forum yang berlangsung dua hari ini melahirkan dokumen Pesan Manokwari tentang keberagaman dan inklusi pemuda yang ditujukan bagi para pemimpin dan masyarakat dunia.
Mengutip dari rilisnya, sebanyak 24 pesan moral tercantum dalam Pesan Manokwari. Poin-poin ini dikelompokkan dalam lima sub-tema yakni: 1) pendidikan inklusif; 2) ekonomi kreatif; 3) budaya dan toleransi; 4) kepemimpinan pemuda dan keterlibatan masyarakat; 5) teknologi dan akses digital.
Berikut poin-poin Pesan Manokwari tentang Keberagaman dan Inklusi Pemuda yang merupakan hasil diskusi pemuda dalam Pra-KTT 4 Y20:
a. Menjamin pemerataan secara menyeluruh dalam sistem pendidikan untuk semua sebagai bagian dari hak asasi manusia tanpa adanya batasan dan kualifikasi tertentu, termasuk disabilitas, jenis kelamin, usia, suku, dan identitas.
b. Informasi dan komunikasi harus dapat diakses dan tersedia sebagai komponen dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui koordinasi, kerja sama, dan kolaborasi yang berkelanjutan dari semua pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan dan pelaksanaannya untuk mengatasi hambatan.
c. Menciptakan dan mengejar kurikulum kontekstual dengan metode pembelajaran adaptif dengan mengintegrasikan digitalisasi dengan nilai-nilai lokal termasuk transformasi budaya.
d. Negara anggota harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk membekali pendidik dengan memfasilitasi pelatihan dan pendampingan sebagai bagian dari pengembangan kualitas, kemampuan, dan sinergi antara pemangku kepentingan dengan program formal dan informal yang berkualitas.
e. Menjamin terpenuhinya prasarana dan sarana yang memadai bagi penyandang disabilitas dan daerah tertinggal untuk pengembangan potensi manusia secara utuh.
a. Pemberdayaan masyarakat lokal agar mampu secara mandiri menghasilkan sumber daya alamnya.
b. Meningkatkan pengetahuan literasi digital untuk tujuan pemasaran.
c. Menciptakan harmonisasi dan kolaborasi antara pemerintah (nasional dan lokal), swasta (perusahaan, investor, pemangku kepentingan), dan masyarakat lokal (masyarakat adat) untuk mendukung bisnis generasi muda, terutama usaha kecil dan menengah.
d. Mitigasi konsumsi dan impor produk asing dan mulai memproduksi masyarakat lokal kemudian menjual produk melalui supermarket, mall, atau platform media sosial.
e. Pelatihan/penyuluhan kesehatan jiwa bagi pemuda Papua khususnya masyarakat adat untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam melakukan kreativitas dan inovasinya agar mampu bersaing secara internasional.
f. Kerja sama dengan industri pariwisata kreatif untuk memperkenalkan budaya lokal dan keindahan sumber daya alam daerah kepada pengunjung (dalam dan luar negeri) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan pemandu wisata lokal.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur