Dari acara ini, Ganjar berharap para penyuluh yang hadir dan terlibat bisa sharing pengalaman, mulai metode, bagaimana membuat konten hingga kelompok sasaran penyuluhan. Apalagi dari sampling saat berdialog dengan perwakilan penyuluh, Ganjar mendapati beberapa penyuluh dengan latarbelakang profesi yang beragam. Termasuk ibu-ibu dan guru sekolah.
“Ini bagus. Tadi dari KPK juga memberikan arahan kepada kita agar satu melalui sistem pendidikan yang ada, tidak harus dengan kurikulum khusus, tapi insepsi ke mata pelajaran yang ada,” katanya.
Ganjar menyampaikan, ada banyak sekali cara untuk menerapkan nilai antikorupsi di kehidupan. Sehingga kerja KPK dalam menjalankan enam pokok tugasnya, akan lebih mudah dengan bantuan masyarakat dari sisi pencegahan.
“Nah kita butuh budaya baru, butuh budaya bersih, membangun integritas dan itu bisa dilakukan dengan spirit bersama,” ujarnya.
Ganjar mendorong para penyuluh membangun jejaring dalam acara ini. Dengan tujuan satu visi membawa Indonesia semakin bersih dari praktik Korupsi.
“Kemudian dia bisa memberikan pengalaman-pengalaman tentu akan sangat memperbaiki kondisi republik ini agar makin bersih,” tandasnya.
Salah satu penyuluh Aris Sutantriati begitu antusias mengikuti acara Jambore Nasional ini. Aris yang telah jadi penyuluh selama lima tahun ini mengaku banyak suka duka yang dialami sebagai penyuluh. Apalagi Aris tak memiliki latar belakang jabatan apapun hanya sebagai ibu rumah tangga.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur