Apalagi saat itu, orang tua Anies masih di Yogya dan baru menyusul ke Jakarta keesokan harinya. Saat itu juga belum bisa mengirimkan foto seperti zaman sekarang, sehingga tak ada kenangan terakhir yang bisa mereka simpan.
"Keluarga kami itu mendapatkan hempasan yang dahsyat. Ibu saya tidak pernah membayangkan harus menguburkan anak yang dilahirkan. Ayah saya tidak pernah membayangkan. Dan saya masih ingat, itu jadi satu titik terendah di perjalanan hidup saya," ucap Anies.
Adik Anies itu lalu dimakamkan di TPU Kober, Jatinegara. Namun hingga Anies menjabat sebagai Gubernur DKI dan purnatugas pun ia tak pernah menemukan makam adiknya karena sudah telanjur tertumpuk dengan makam lainnya.
"Kami di Jogja tidak terbiasa makam ditumpuk dan hilang. Kalau di Jakarta, ditumpuk-tumpuk, lalu makam yang dulu enggak ada. Jadi saya sempat suruh catat semuanya. Adik saya namanya Haifa," kata dia.
Anies kemudian menceritakan bagaimana ia berhasil bangkit dari keterpurukan saat kecil berkat ibunya. Padahal ibunya adalah orang yang paling kehilangan dalam tragedi itu.
"Saya tidak ingat persis waktunya, kira-kira sesudah kelas 4 atau kelas 5, saya mulai merasa terbebas dari perasaan. Seperti mau ketemu [orang] lagi, itu mau bersama-sama lagi, itu butuh waktu," tutupnya.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur