MenKopUKM Ajak Mahasiswa Jadi Wirausaha Manfaatkan Potensi Ekonomi Digital Rp5.400 Triliun

- Minggu, 05 Juni 2022 | 13:10 WIB
MenKopUKM Ajak Mahasiswa Jadi Wirausaha Manfaatkan Potensi Ekonomi Digital Rp5.400 Triliun

Mukaromah pun menyebutkan bahwa pihaknya akan mengawal jalannya program kewirausahaan, terutama dalam hal dukungan anggarannya. "Kita akan mengawal ketersediaan anggaran bagi program yang kongkrit untuk masyarakat. Tentunya, dengan melihat kondisi keuangan negara," kata Mukaromah.

Sementara itu, Rektor UMP Jebul Suroso menekankan bahwa UMP merupakan Rumah UMKM, yang memiliki kurikulum dan mata kuliah kewirausahaan dengan tujuan meningkatkan jiwa enterpreneur di kalangan mahasiswa.

"Kita akan mengubah pola pikir mahasiswa, ketika lulus kelak mampu menjadi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja," kata Rektor UMP.

Menurut Rektor UMP, kegiatan ECP juga sebagai kegiatan untuk mengaplikasikan mata kuliah kewirausahaan yang telah diikuti mahasiswanya. Dimana mahasiswa FEB UMP harus mampu membaca pasar.

"Lebih dari itu, selain dapat meningkatkan kreativitas pelaku usaha yang lebih pandai membaca pasar, juga agar tidak mudah putus asa," kata Rektor UMP.

Dalam kesempatan yang sama, beberapa enterpreneur muda yang sudah sukses di bidangnya memberikan testimoni dan motivasi. Andika Eka Putra, misalnya. Lulusan FEB UMP tahun 2015 ini, tercatat sukses dengan melambungkan brand Nggone Kayu.

Baca Juga: Dana Bergulir LPDB-KUMKM Sukses Tumbuhkan Ekonomi Anggota Koperasi di Halmahera Utara

Andika memproduksi segala macam furnitur dari bahan limbah pallet peti kemas kayu jati Belanda, menjadi produk yang memiliki nilai tinggi. "Saya sudah lima tahun menekuni bisnis ini," kata Andika.

Meski begitu, Andika mengaku kesuksesan yang diraihnya bermula dari banyaknya kegagalan. Pertama kali berbisnis, Andika jualan es puter memakai gerobak di tengah kesibukan menyelesaikan skripsi.

Setelah itu, Andika beralih berjualan daster batik dengan pangsa pasar komunitas ibu-ibu arisan. Kemudian, usaha cuci steam motor pun dilakoninya. "Saya menganggap kegagalan ini bukan sebagai kegagalan. Tapi, sebuah pelajaran berharga agar menjadi lebih kuat dan tangguh," kata Andika.

Dengan memanfaatkan sosial media dan promosi dari mulut ke mulut, bisnis Nggone Kayu milik Andika mampu mendulang omzet tak kurang dari Rp100 juta perbulan. Pangsa pasarnya pun sudah meluas ke kancah nasional. "Kita juga sudah masuk ke NTT," kata Andika bangga.

Pebisnis muda lainnya, Heri Kristanto, juga merengkuh sukses dengan brand Durian Kampung dan Durian Traveler, setelah jatuh bangun membangun usaha di sektor lain. "Saya fokus di durian sejak 2018," kata putra asli Purwokerto tersebut.

Heri bercerita, sebelum bisnis durian, dirinya pernah melakoni usaha sebagai loper majalah, advertising (sablon, reklame), hingga desain interior. Kini, Durian Kampung sudah memiliki empat cabang dengan omzet lumayan besar.

"Bisa membeli rumah, mobil, dan lainnya. Jadi, intinya melakoni usaha itu harus bidang yang disukai dan bisa bikin happy. Kebetulan, saya penyuka durian," kata Heri.

Sumber: akurat.co

Halaman:

Komentar

Terpopuler