POLHUKAM.ID - Sebanyak 15 pelajar diamankan saat unjuk rasa menolak program Makan Bergizi Gratis di Papua dan menuntut menggantinya pendidikan gratis.
Belasan siswa yang ditahan Polsek Heram, Waena, Kota Jayapura itu mendapat pendampingan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua.
Belasan siswa itu dilaporkan ditahan saat hendak menyampaikan aspirasi di sekitaran Expo Waena.
Staf LBH Papua, Imanus Komba mengatakan pihaknya mendapat informasi ada 15 siswa yang ditahan aparat kepolisian.
Sekitar pukul 7.00 WIT, para siswa tersebut berencana melakukan aksi di sekitaran Expo Waena.
"Untuk saat ini kami belum bisa pastikan kapan mereka ini akan dipulangkan. Namun, sesuai aturan, mereka pasti akan dipulangkan setelah dimintai keterangan dan saat ini kami sedang mendampingi," kata Imanus Komba di Polsek Heram.
Imanus juga menyebut, bahwa ada dua siswa yang diduga dipukul oleh aparat kepolisian.
Satu anggota OSIS terkena pukulan di bagian kepala, dan satu siswa lainnya luka-luka dan berdarah. Menurutnya, tindakan aparat kepolisian tersebut melanggar undang-undang konstitusi.
Aksi yang dilakukan para siswa merupakan wujud penyampaian aspirasi di muka umum yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum.
"Aksi tersebut dibungkam dengan alasan (dalil) bahwa aksi tersebut tidak mendapatkan izin dari pihak Polresta dan Polda Papua. Saat ini kami pengacara sedang melakukan pendampingan di Polsek Heram," tegasnya.
Apalagi, sambung Imanus, tujuan aksi para siswa adalah menyampaikan aspirasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua.
Tuntutan mereka adalah menolak program makan gizi gratis dan meminta pendidikan gratis.
"Tindakan polisi yang tidak terpuji ini jelas-jelas melanggar konstitusi negara Indonesia, menggunakan pakaian seragam memukul anak-anak pelajar yang mengenakan pakaian seragam putih abu-abu," tegas Imanus.
Paksa Masuk Sekolah
Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) yang terdiri dari siswa SMA N 7 Perumnas III Waena, Kota Jayapura, Papua pada Senin (17/2/2025) terpaksa dihadang polisi hingga berada di depan pagar sekolah mereka.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur