Uang Rakyat dan Bayangan Danantara

- Rabu, 26 Februari 2025 | 16:31 WIB
Uang Rakyat dan Bayangan Danantara

Dan di negara seperti Indonesia, di mana politik adalah permainan uang, risiko itu tidak bisa dianggap remeh.


Ancaman Sentralisasi Kekayaan Negara

Salah satu kritik terbesar terhadap Danantara adalah potensi sentralisasi kekayaan negara. Dengan mengelola hampir seluruh saham BUMN strategis, Danantara akan memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian nasional.


Jika dijalankan dengan benar, ini bisa menjadi alat modernisasi ekonomi yang kuat. Tetapi jika tidak, ini bisa menjadi kartel negara yang sulit dikontrol.


Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Kita sudah pernah melihat bagaimana korupsi di tubuh BUMN menggerogoti ekonomi nasional. Kasus Jiwasraya, Asabri, dan skandal-skandal lainnya menunjukkan bahwa ketika uang rakyat dikelola tanpa pengawasan ketat, hasilnya adalah kehancuran.


Apakah Transparansi Bisa Dijamin?

Presiden Prabowo dalam pidatonya berjanji bahwa Danantara bisa diaudit oleh siapa saja, kapan saja. Tetapi pertanyaannya: apakah mekanisme audit ini akan benar-benar independen?


Di Indonesia, transparansi sering kali hanya ada di permukaan. Badan-badan yang seharusnya menjadi pengawas sering kali tidak memiliki cukup daya untuk bertindak tegas. 


Jika Danantara menjadi lembaga yang terlalu kuat secara politis, siapa yang akan berani mengauditnya dengan jujur?


Kita sudah melihat bagaimana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kadang-kadang tidak memiliki gigi ketika berhadapan dengan lembaga-lembaga yang terlalu kuat. Kita juga tahu bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mengalami pelemahan serius.


Tanpa pengawasan yang benar-benar independen, apakah Danantara hanya akan menjadi ‘kerajaan bisnis’ baru di dalam negara?


Demokrasi yang Mahal, Kebijakan yang Murah

Ketika politik menjadi mahal, demokrasi menjadi barang yang sulit dibeli oleh rakyat biasa. Danantara, dengan seluruh kekuatannya, bisa saja menjadi bagian dari oligarki ekonomi-politik baru yang semakin memperlebar jurang ketimpangan.


Kita telah melihat bagaimana kekayaan negara sering kali hanya berputar di antara segelintir orang. Lalu, di mana tempat rakyat dalam skema besar ini?


Di jalan-jalan, masih ada tukang ojek yang berjuang untuk mendapatkan penumpang pertama hari itu. Di pasar, ada ibu-ibu yang menghitung lembaran uang terakhir sebelum membeli beras. Di desa, ada anak-anak yang masih harus berjalan jauh untuk bisa sekolah.


Jika Danantara benar-benar untuk rakyat, kapan dampaknya akan terasa di dapur mereka?


Harapan atau Bahaya?

Danantara bisa menjadi langkah maju yang besar, tetapi juga bisa menjadi bom waktu ekonomi jika dikelola dengan cara yang salah.


Seharusnya, lembaga ini benar-benar diawasi dengan ketat. Dewan pengawasnya harus transparan, laporan keuangannya harus bisa diakses publik, dan semua keputusannya harus berbasis kepentingan rakyat, bukan oligarki.


Namun, jika mekanisme kontrolnya lemah, Danantara bisa menjadi lebih berbahaya daripada bermanfaat. Ia bisa menjadi alat politik, kendaraan bisnis kelompok tertentu, atau bahkan skema investasi yang hanya menguntungkan segelintir orang.


Uang rakyat, jika tidak dikelola dengan amanah, akan menguap begitu saja—menjadi angka-angka dalam laporan yang indah, tetapi kosong di dunia nyata.


Di Tangan Siapa Masa Depan Danantara?

Kini, semua kembali pada satu pertanyaan: Apakah Danantara benar-benar untuk rakyat?


Apakah ini akan menjadi langkah berani menuju ekonomi yang lebih mandiri, atau hanya episode baru dari politik uang yang telah lama menghantui bangsa ini?


Di warung kopi tadi, dua lelaki tua masih membicarakan berita pagi.


“Mungkin Danantara bisa bikin Indonesia maju,” kata salah satu dari mereka.


“Mungkin,” jawab temannya. “Tapi kita harus lihat dulu uang rakyat itu lari ke mana.”


Dan di luar sana, ratusan juta rakyat Indonesia menunggu jawaban yang sama.


Sumber: Inilah

Halaman:

Komentar

Terpopuler