Dalam monitoring kondisi pertanaman, lanjut Anna, Kementan mengembangkan sistem aplikasi menggunakan teknologi remote sensing. Untuk menyokong pilar aksesibilitas pangan, Kementan bekerja sama dengan e-commerce dan transportasi online dalam memperlancar pemasaran dan distribusi komoditas pertanian, sekaligus mengatasi permasalahan yang mencuat sejak adanya Pandemi Covid-19 tahun 2020.
"Digitalisasi pertanian juga dilaksanakan guna memperkuat peran penyuluh dalam melakukan pembinaan kepada petani, sekaligus mengenalkan teknologi TIK pada kegiatan budidaya dan pemasaran hasil kepada petani. Kementan membangun aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk pangan demi mendukung pilar utilisasi pada program ketahanan pangan," terangnya.
"Terakhir, guna mendukung pilar stabilisasi, Kementan membangun sistem monitoring stok pangan, di mana input dan pelaporan data dilakukan secara online. Semua program tersebut selaras dengan slogan Kementan saat ini yakni menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern," imbuh Anna.
Sebagai informasi, rapat Focal Point AFSIS ke-20 dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Roby Darmawan, selaku Focal Point Indonesia. Rapat membahas hasil implementasi kegiatan AFSIS Tahun 2021 dan Rencana Kerja Tahun 2022, serta mekanisme keberlanjutan kegiatan AFSIS Tahun 2022-2025.
Beberapa organisasi yang selama ini mendukung kegiatan AFSIS berpartisipasi dalam rapat dengan menyajikan laporan kemajuan kegiatan kolaborasi yang dilakukan dengan AFSIS tahun 2021. Adapun, delegasi yang hadir fisik pada pertemuan ini meliputi Tim Sekretariat AFSIS, Delegasi dari Kamboja, Jepang, dan Indonesia.
Sementara, delegasi yang hadir secara online melalui platform zoom meliputi delegasi dari Brunei Darussalam, Lao PDR, Malaysia, Philippina, Singapura, Thailand, Vietnam, Tiongkok, Jepang dan Republik Korea, serta perwakilan dari Asean Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR), Perwakilan dari Remote Sensing Technology Center of Japan (RESTEC), Perwakilan dari The Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS), serta Perwakilan dari SEAA Research LLC.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur