MAFIA MIGAS: Regulasi Yang Dimainkan, Skandal Besar, dan Kegagalan Pemberantasan!

- Selasa, 04 Maret 2025 | 17:05 WIB
MAFIA MIGAS: Regulasi Yang Dimainkan, Skandal Besar, dan Kegagalan Pemberantasan!


Tender Pengadaan yang Diatur


Pada kasus tender pengadaan migas di Pertamina dan SKK Migas sering kali diduga diatur. Perusahaan yang ‘diatur’ memenangkan tender, sementara pesaing hanya sebagai formalitas. 


Ini membuat harga BBM di Indonesia tidak kompetitif karena adanya permainan mafia di belakang layar.


Ada pelemahan KPK dalam Kasus Migas benarkah? Setelah OTT KPK terhadap Rudi Rubiandini, upaya pemberantasan mafia migas semakin sulit. 


Revisi UU KPK pada 2019 semakin melemahkan kewenangan lembaga ini dalam menyelidiki kasus migas. Dengan lemahnya pengawasan, mafia migas semakin leluasa bergerak.


Apakah Ada Harapan untuk Membersihkan Sektor Migas?


Setiap kali skandal migas mencuat, selalu ada harapan untuk membersihkan industri ini dari mafia dan korupsi. Namun, sejarah menunjukkan bahwa mafia migas memiliki daya tahan luar biasa. 


Jika pemerintah benar-benar serius membersihkan sektor migas, langkah-langkah berikut harus segera dilakukan: Pengawasan Ketat dalam Distribusi BBM, sistem digitalisasi harus diperkuat agar setiap liter BBM bisa dipantau dari kilang hingga SPBU. 


Ini sudah dijalani. Transparansi impor dan distribusi BBM harus diperketat untuk menutup celah permainan mafia. 


Penindakan Serius Terhadap Mafia Migas, OTT KPK harus menjadi gerakan berkelanjutan, bukan sekadar aksi sesaat. Revisi kembali UU KPK agar bisa kembali berperan dalam pemberantasan korupsi di sektor energi.


Reformasi Total SKK Migas dan Pertamina


SKK Migas harus diaudit secara berkala dan melibatkan publik dalam pengawasannya. Pertamina harus lebih transparan dalam tender dan pengadaan BBM agar tidak lagi menjadi sarang penyamun. 


Perbaikan Regulasi yang Tidak Bisa Dimainkan Mafia. Regulasi harus berpihak kepada kepentingan rakyat, bukan hanya elite bisnis dan politisi.


Hapus celah dalam aturan distribusi dan impor BBM yang sering kali dijadikan alat permainan mafia. Dan yang terbaru adalah kaus Oplosan yang tiba-tiba diganti jadi Blending hehehe..


Kita tahu Kejaksaan Agung (Kejagung) baru-baru ini membongkar dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (persero) periode 2018-2023. 


Dalam perkara ini, Kejagung memperkirakan negara mengalami kerugian keuangan sebesar Rp193,7 triliun pada tahun 2023. 


Kerugian tersebut terdiri atas lima komponen, yaitu kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp35 triliun, kerugian impor minyak mentah melalui broker sekitar Rp2,7 triliun, kerugian impor BBM melalui broker sekitar Rp9 triliun, kerugian pemberian kompensasi tahun 2023 sekitar Rp126 triliun, dan kerugian pemberian subsidi tahun 2023 sekitar Rp21 triliun.


Kasus Oplosan yang sedang ramai dibicarakan publik adalah oplosan Pertamax oleh orang tamak. Pertamax RON (Research Octane Number) 92 dioplos Pertamax RON 90. Rakyat bayar Pertamax 92, padahal itu oplosan. Sadis memang.


RON ( Research Octane Number ) atau nilai/tingkat oktan, adalah ukuran stabilitas pada kandungan bahan bakar. 


Dalam RON terdapat angka yang menunjukkan tingkat tekanan yang dihasilkan saat pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan.


Setiap mobil memiliki preferensi RON masing-masing. Demikian juga setiap kabinet memiliki RON yang berbeda apalagi setelah panduan Pancasila dan UUD 45 sudah dimusnahkan.  Kabinet oplosan dengan tekanan dan pembakaran bebas dengan macam – macam oktan dipastikan kehancuran, kekacauan yang akan terjadi


Akhirnya, kasus BBM oplosan, mafia migas, hingga skandal di SKK Migas hanyalah bagian dari lingkaran besar permainan kotor yang telah berlangsung selama puluhan tahun. 


Dari era Ibnu Sutowo, Petral, hingga OTT KPK terhadap Rudi Rubiandini, polanya selalu sama: mafia menemukan cara untuk bertahan dan beradaptasi dengan sistem. 


Selama regulasi masih bisa dimainkan, selama pejabat bisa disuap, dan selama pengawasan tetap lemah, mafia migas akan terus hidup.


Apakah pemerintah benar-benar serius membersihkan sektor migas ini? Atau hanya akan membiarkan lingkaran setan ini terus berputar? Dan pemainnya ada dalam lingkaran itu dan tak pernah di tumpas?….Tabik…!!! ***

Halaman:

Komentar

Terpopuler