Ia dikenal sebagai sosok yang sering melontarkan pernyataan kontroversial dan dinilai arogan dalam menanggapi kritik.
Sikapnya yang cenderung populis namun minim substansi membuat banyak pihak mempertanyakan keseriusan kebijakan-kebijakan yang ia sampaikan.
Dalam berbagai kesempatan, Ara kerap berbicara seolah-olah semua rencana pemerintahannya sudah berjalan mulus, padahal kenyataannya masih banyak kendala di lapangan.
Program perumahan bersubsidi sebelumnya telah banyak dikritik karena realisasinya yang jauh dari target.
Data menunjukkan bahwa program rumah subsidi yang dicanangkan pemerintahan sebelumnya juga mengalami hambatan mulai dari perizinan, keterbatasan anggaran, hingga rendahnya daya serap masyarakat akibat harga yang tetap tidak terjangkau bagi kelompok sasaran.
Realisasi atau Sekadar Pencitraan?
Salah satu tanda dari kebijakan yang serius adalah adanya mekanisme implementasi yang jelas dan transparan.
Namun, dalam pengumuman ini, belum ada informasi mendetail mengenai mekanisme penyaluran rumah subsidi ini.
Bagaimana skema pengawasannya? Bagaimana kepastian bahwa rumah yang dibangun benar-benar akan dimiliki oleh guru, tenaga kesehatan, dan nelayan yang berhak?
Tanpa sistem pengawasan yang ketat, program ini hanya akan menjadi proyek mercusuar yang menguntungkan segelintir pihak tanpa benar-benar menyentuh masyarakat kecil.
Lebih jauh, jika proyek ini benar-benar akan dilaksanakan setelah Lebaran, apakah infrastruktur dan mekanisme pendukung sudah siap?
Atau ini hanya sekadar janji kosong yang dikeluarkan untuk membangun citra baik di awal pemerintahan?
Kesimpulan: Publik Butuh Bukti, Bukan Janji
Masyarakat Indonesia sudah terlalu sering menjadi korban janji-janji manis pejabat publik.
Menteri Ara harus membuktikan bahwa ia bukan sekadar pembual, melainkan seorang pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.
Alih-alih terus berbicara di ruang publik tanpa bukti konkret, ia sebaiknya mulai menunjukkan realisasi dari program ini dengan transparan.
Jika dalam beberapa bulan ke depan tidak ada progres nyata dari janji yang ia lontarkan, maka tak ada salahnya jika rakyat kembali mengingatkan: menteri ini bukan hanya pembual, tetapi juga gagal memenuhi amanahnya. Indonesia butuh pemimpin yang bekerja, bukan sekadar bicara. ***
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur