Ia juga menyampaikan bahwa video di ponselnya telah hilang.
“Enggak tahu dihapus atau nggak, tapi di HP-ku udah nggak ada filenya. Bisa keluar karena teman-teman jurnalis lain langsung pada bantuin untuk ngeluarin,” tutur dia.
Jamal mengaku sudah menolak dibawa oleh aparat, namun tetap ditarik secara paksa.
“Tanggapanku waktu itu aku nggak pasrah, mencoba bertahan, mencoba tidak terpancing emosi. Akhirnya kena, ini udah beberapa kali kena. Sempat kasih lihat ID Pers juga,” tandas dia.
Sementara, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi mengaku tidak mengetahui insiden salah tangkap jurnalis Tempo.
Ia hanya menyebut akan mendalami hal tersebut sekaligus mengiterogasi sejumlah demonstran yang diamankan ke Mapolrestabes Semarang.
"Saya saya belum lihat itu. Saya belum menemukan itu apakah yang bersangkutan wartawan atau mahasiswa atau anarko nanti kita dalami," ujar Syahduddi.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menyatakan bahwa kericuhan dipicu oleh kelompok yang bukan bagian dari serikat buruh.
“Di balik ini semua ternyata ada satu kelompok lagi, yaitu kelompok anarko yang bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa anarkis,” ujarnya.
Ratusan personel polisi dikerahkan untuk membubarkan massa, dengan mengerahkan gas air mata, water cannon, dan kendaraan bermotor.
“Mereka melakukan pembakaran, pelemparan terhadap petugas. Ini yang kita lakukan tindakan pembubaran terhadap kelompok tersebut dengan cara pendorongan sesuai dengan aturan SOP yang ada di kepolisian,” imbuh Artanto.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur