POLHUKAM.ID - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nurson Wahid kembali membuka tabir gelap mengenai ketimpangan penguasaan lahan di Indonesia.
Nusron bilang ada satu sosok keluarga yang memiliki kekuasaan luar biasa atas lahan di Tanah Air, mencapai sekitar 1,8 juta hektar. Nusron pun menyindir dengan adanya situasi ini.
"Petani kecil di NTB (Nusa Tenggara Barat), termasuk warga Nahdlatul Wathan, mencari tanah satu atau dua hektar saja bisa berkonflik. Tapi ini, ada satu keluarga yang menguasai sampai 1,8 juta hektar, ini jelas ketimpangan struktural," tegas Nusron, dilansir dari laman resmi Kementerian ATR/BPN, Rabu (7/5/2025).
Tak hanya itu, Nusron juga mengungkap fakta lainnya yang menyebut dari total 170 juta hektar luas daratan Indonesia, 70 juta hektar di antaranya merupakan kawasan non-hutan.
Dari luasan non-hutan tersebut, sekitar 46 persen atau 30 juta hektar ternyata dikuasai oleh hanya 60 keluarga besar pemilik korporasi.
Data ini bak bom waktu yang meledak, memperlihatkan betapa timpangnya distribusi kepemilikan lahan di negeri ini, di mana segelintir elite dengan kekuatan korporasi menggenggam sebagian besar sumber daya agraria.
Sayangnya Nusron belum secara terbuka menyebutkan nama-nama keluarga yang menguasai 1,8 juta hektar lahan tersebut, pernyataan ini sontak memicu spekulasi dan sorotan tajam dari berbagai pihak.
Luas lahan sebesar itu setara dengan lebih dari dua kali luas Provinsi DKI Jakarta, sebuah gambaran betapa masifnya skala penguasaan tersebut.
Meski demikian dugaan kuat, keluarga dengan kepemilikan lahan raksasa ini memiliki gurita bisnis yang merambah berbagai sektor, mulai dari perkebunan kelapa sawit, pertambangan, kehutanan, hingga pengembangan properti.
Penguasaan lahan yang begitu luas memberikan mereka kendali signifikan atas sumber daya alam dan berpotensi menciptakan monopoli atau oligopoli di sektor-sektor terkait.
Berikut adalah daftar 9 raja properti terkaya di Indonesia
1. Keluarga Ciputra (Ciputra Group)
Mewarisi visi almarhum Dr. (HC) Ir. Ciputra, keluarga Ciputra terus mengembangkan Ciputra Group menjadi salah satu pengembang properti terbesar dan paling terdiversifikasi di Indonesia.
Dikenal dengan proyek-proyek skala kota (township) yang ikonik seperti Citraland, CitraRaya, dan Ciputra World, grup ini memiliki ribuan hektar lahan yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia hingga mancanegara.
Salah satu perusahaan yang dimilikinya adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), berdasarkan data pada 2024 landbank CTRA mencapai 6.257 hektar, dengan landbank proyek sendiri sebesar 2,2 ribu hektar, sementara landbank proyek kerja sama operasional mencapai 4,06 ribu hektar.
Portofolio mereka mencakup perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, dan kawasan komersial.
Meskipun nilai aset dan luas lahan pribadi anggota keluarga tidak terungkap, skala bisnis Ciputra Group mengindikasikan kepemilikan properti dengan nilai triliunan rupiah dan puluhan ribu hektar lahan secara kumulatif.
2. Keluarga Salim (Salim Group - Indofood CBP Sukses Makmur Tbk & PT Intiland Development Tbk)
Salim Group, konglomerasi raksasa yang dikenal dengan Indofood, juga memiliki jejak yang signifikan di sektor properti melalui PT Intiland Development Tbk.
Meskipun properti bukan fokus utama grup, Intiland memiliki portofolio yang solid di Jakarta dan, Jawa tengah hingga Surabaya, termasuk proyek perumahan kelas atas, apartemen, kawasan industri, dan gedung perkantoran.
Keluarga Salim diperkirakan memiliki aset properti melalui Intiland dengan nilai multi-triliun rupiah dan ribuan hektar lahan, terutama untuk pengembangan kawasan industri.
Salah satu perusahaanya yakni PT Intiland Development Tbk (DILD) memiliki landbank mencapai 2.000 hektar pada 2024.
3. Sinar Mas Land (Keluarga Widjaja)
Di bawah bendera Sinar Mas Land, keluarga Widjaja dikenal sebagai pengembang kota mandiri modern seperti BSD City dan Kota Deltamas.
Dengan ribuan hektar lahan strategis di Jabodetabek dan kota-kota lain, Sinar Mas Land mengembangkan perumahan, apartemen, kawasan komersial, perkantoran, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Nilai aset properti yang dikelola Sinar Mas Land diperkirakan mencapai puluhan triliun rupiah, dengan kepemilikan lahan yang sangat luas.
Berdasarkan data Sinar Mas Land diperkirakan memiliki landbank seluas sekitar 10.000 hektar.
Lahan ini digunakan untuk berbagai proyek pengembangan kota, township, permukiman, komersial, kawasan ritel, kawasan industri, dan properti perhotelan, termasuk jasa terkait properti.
4. Agung Podomoro Land (Trihatma Haliman & Keluarga)
Agung Podomoro Land di bawah kepemimpinan Trihatma Haliman dan keluarga dikenal sebagai salah satu pionir pengembangan apartemen dan pusat perbelanjaan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Dengan portofolio yang mencakup proyek residensial vertikal, pusat perbelanjaan ikonik seperti Central Park dan Senayan City (kepemilikan saham), serta kawasan komersial, APL memiliki aset properti dengan nilai puluhan triliun rupiah.
Meskipun luas lahan secara keseluruhan tidak dipublikasikan, mereka memiliki sejumlah lokasi strategis di pusat-pusat pertumbuhan dengan luas mencapai 1.000 hektar.
5. Lippo Group (Mochtar Riady & Keluarga): Ekspansi Agresif dan Diversifikasi
Lippo Group, yang didirikan oleh Mochtar Riady dan kini diteruskan oleh generasi berikutnya, memiliki jejak properti yang luas dan terdiversifikasi, mulai dari kota mandiri (Lippo Village dan Meikarta), pusat perbelanjaan (Lippo Malls), rumah sakit (Siloam Hospitals), hingga kawasan industri.
Dengan ekspansi yang agresif ke berbagai wilayah, Lippo Group diperkirakan mengelola aset properti dengan nilai puluhan triliun rupiah dan memiliki ribuan hektar lahan untuk pengembangan.
Salah satu perusahaanya adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang menguasai lahan seluas 1.411 hektar yang tersebar di seluruh Indonesia.
6. Pakuwon Jati (Teddy Tjandra & Keluarga)
Berbasis di Surabaya, Pakuwon Jati di bawah kepemimpinan Teddy Tjandra dan keluarga mendominasi pasar properti Jawa Timur dengan proyek-proyek superblok yang menggabungkan pusat perbelanjaan, apartemen, dan hotel. Mereka juga melakukan ekspansi signifikan ke Jakarta dengan proyek-proyek skala besar.
Kepemilikan properti Pakuwon Jati diperkirakan memiliki nilai triliunan rupiah. Luas landbank Pakuwon Jati saat ini adalah 480 hektar, yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Batam.
7. Agung Sedayu Group (Sugianto Kusuma/Aguan & Keluarga)
Meskipun cenderung low profile, Agung Sedayu Group di bawah kepemimpinan Sugianto Kusuma (Aguan) merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Mereka dikenal dengan proyek-proyek skala besar seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Sedayu City.
Agung Sedayu Group memiliki landbank yang sangat luas, mencapai 35.000 hektar yang akan dikembangkan untuk PIK2 hingga PIK 11. PIK2 sendiri memiliki landbank seluas 1.850 hektar.
8. Summarecon Agung (Soetjipto Nagaria & Keluarga)
Summarecon Agung dikenal dengan pengembangan kawasan terpadu yang berkelanjutan seperti Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, dan Summarecon Bandung.
Summarecon Agung memiliki landbank dengan luas 2.137 hektar. Lahan ini digunakan untuk pengembangan berbagai proyek, termasuk kota terpadu dan pusat perbelanjaan.
9. Metropolitan Land (Keluarga Tedjasukmana)
Metropolitan Land (Metland) fokus pada pengembangan kawasan hunian berkualitas di wilayah Jabodetabek, termasuk proyek-proyek seperti Metland Menteng dan Metland Transyogi.
Meskipun skala bisnisnya mungkin tidak sebesar beberapa nama di atas, Metland memiliki portofolio properti yang solid.
Metropolitan Land sendiri memiliki total land bank sekitar 940 hektar per September 2024. Lahan ini tersebar di berbagai proyek yang dikembangkan oleh perusahaan.
(Catatan Penting: Daftar ini disusun berdasarkan reputasi, skala bisnis perusahaan yang mereka pimpin atau miliki, dan perkiraan aset properti yang dikelola.
Angka kekayaan pribadi dan detail kepemilikan tanah sangat sulit diverifikasi secara publik data-data ini diambil dari keterbukaan informasi publik)
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan Dinonatifkan Usai Tembak Mati Remaja Tawuran
Viral IRT di Lumajang Gunakan 195 Data Pribadi Orang untuk Pinjol, Berhasil Raup Rp2,9 Miliar
Viral Perempuan di Kupang Nekat Berupaya Cium Wapres Gibran
Foto Ini Jadi Bukti Jika Prabowo Resmikan Kantor Grib Jaya di Jakbar!