Lebih jauh, mahasiswa yang menyampaikan ekspresi kritiknya mendapatkan represi dan bahkan ditetapkan sebagai tersangka. Demokrasi dalam bahaya!
Berangkat dari berbagai masalah yang timbul, Mahasiswa UGM melakukan aksi kemah di Balairung.
Mahasiswa menuntut Rektor UGM menyatakan Mosi Tidak Percaya terhadap Lembaga pemerintah yang menciptakan kebijakan ambubradul sebagai sikap keberpihakan pada Rakyat.
Rabu 21 Mei 2025 setelah satu pekan okupasi. Iva Emilia, selaku rektor UGM menemui massa aksi dan melakukan dialog. Hasilnya? omon-omon.
Atas kekecewaan terhadap respons yang diberikan oleh rektor, BEM KM UGM menyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Ova Emilia selaku Rektor UGM.
Betapa malu kami sebagai mahasiswa Kampus Kerakyatan menyaksikan rektor lembek pada berbagai ketidakadilan dan penindasan yang terang benderang.
Kami tidak akan mencabut mosi ini sampai rektor menyatakan mosi tidak percaya sebagai bukti keberpihakan kepada rakyat atau suatu yang setara ke depannya.
Tiyo Ardianto, Ketua BEM KM UGM.
👇👇
Tim sudah meminta tanggapan terkait mosi tidak percaya ini ke Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. namun Ova mengarahkan untuk meminta tanggapan ke sekretaris.
"Silakan ke Mas SU (Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M, saja ya," kata Ova.
Sementara itu Sekretaris UGM, Andi Sandi mengatakan agar mengkonfirmasi hal ini kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni. Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si.
"Tolong ditanyakan ke Mas WR (Wakil Rektor) Arie Sujito ya," kata Andi Sandi.
Arie Sujito yang dikonfirmasi soal ini juga belum memberikan respons.
Sumber: Kumparan
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur