Dokter Tifa Makin Care, Resepkan Obat biar Jokowi Lekas Pulih: Saya Ingin Bantu tapi Dikriminalisasi

- Senin, 16 Juni 2025 | 19:25 WIB
Dokter Tifa Makin Care, Resepkan Obat biar Jokowi Lekas Pulih: Saya Ingin Bantu tapi Dikriminalisasi



POLHUKAM.ID - Pegiat media sosial Dr Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa mengaku sedih melihat kondisi kesehatan Presiden ke-7 Joko Widodo yang makin menurun

Dia pun memberikan sejumlah pesan kepada Jokowi agar segera sembuh dari penyakitnya

Dia meminta agar Jokowi tidak keluar rumah, apalagi memikirkan hal-hal berat yang akan membebani pikirannya

"Saya sarankan: Jangan keluar rumah Jangan terpajan sinar matahari Jangan stres Jangan mikir yang berat-berat Jangan terima tamu, karena kondisi seperti ini Imunitas sangat lemah sehingga mudah terinfeksi Jangan salaman sama sembarang orang Jangan merasa sehat dan baik-baik saja," tulis dokter Tifa dikutip Warta Kota di akun X, Senin (16/6/2025)

Dia meminta agar Jokowi melakukan pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya

"Kalau tidak ditreatment dengan baik, Autommune Sistemik adalah the Silent Killer. 'Apa obat terbaik untuk penderita Autoimmune Systemic, Dokter Tifa?' Kalau based on Treatment Kedokteran Konvensional, ngga ada sih. Paling cuma steroid dan beberapa obat-obat eksperimentatif yang tidak banyak membantu. Dan biasanya satu demi satu organ akan rusak. Kelihatan sekali tubuh melemah dengan cepat, tambah kurus dan otot sarkopenia, suara lemah, rambut habis dengan cepat."


"Autoimunnya terlihat sangat agresif. Sakit, pegal, dan nyeri. Menahan gatal luarbiasa. Ayo dong keluarga sama anak-anak dan kroni-kroni juga termul-termul. Perhatikan kondisi ini tidak main-main, lho!"

Dokter Tifa bahkan sampai meresepkan obat yang sebaiknya dikonsumsi Jokowi

"Saran terapi: Vitamin D3 10.000 UI Omega 3 3.000 mg. Magnesium glycinate 500 mg. Probiotik. Ini saran umum. InsyaAllah cukup membantu. Saran khusus harus konseling langsung. Saya sedih melihatnya. Saya ingin sekali membantu. Tapi ya gimana saya malah dikriminalisasi," tandasnya

Seperti diketahui, penampilan fisik Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi kini makin berbeda.

Jika tadinya terlihat bugar meski kurus, kini justru berbeda.

Terbaru, saat ditemui wartawan di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/6/2025), Jokowi terlihat agak loyo


Terlihat jelas di bagian wajah Jokowi, yang tampak pucat dan tidak gesit.

Suara Jokowi pun pelan dan lambat, tidak seperti biasanya yang keras dan jelas.

Melansir YouTube TribunSolo, mata Jokowi terlihat sembab, seperti habis menangis.

Wajah dan bibir Jokowi juga pucat pasi, seperti sakit kurang darah.

Bahkan di beberapa titik kulit wajahnya terlihat bercak putih.

Suara Jokowi juga terdengar lirih dan pelan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari wartawan.


Penampilan terbaru Jokowi ini tentu menjadi sorotan publik.

Pasalnya, Jokowi belakangan ini tengah menghadapi banyak kasus.

Ia juga dirumorkan sedang mengidap penyakit parah.

Jokowi mengaku mengalami alergi sepulang lawatannya dari Vatikan sebagai utusan Presiden Prabowo Subianto.

Kala itu, Jokowi ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, pada 26 April 2025.

Sepulang dari Vatikan, kondisi wajah Jokowi sangat berbeda.


Wajahnya tampak lebih hitam dan banyak bercak hitam.

Menepis kehebohan publik, Jokowi menegaskan bahwa ia hanya mengalami alergi kulit.

"Kan sudah disampaikan, alergi biasa. Alergi biasa, waktu ke Vatikan kemarin," kata Jokowi. 

Mantan orang nomor satu di Indonesia ini mengatakan bahwa alergi itu tidak mempengaruhi kondisi kesehatannya.

"Nggak ada masalah. Alergi, alergi biasa," jelas Jokowi.


Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi wajah Jokowi semakin berbeda.

Tifa mengatakan Jokowi sedang mengalami gangguan kesehatan akibat stres.

Terlebih kasus ijazah palsu sampai hari ini belum juga rampung.

Untuk mengatasi kondisi wajah itu, Dokter Tifa menyarankan agar Jokowi segera menunjukan ijazahnya.

Ini dilakukan agar permasalahan soal ijazah palsu ini segera berakhir.

"Saya sangat prihatin, sebagai dokter mudah-mudahan beliau bisa sembuh seperti sediakala dan, menurut saya kalau sebagai dokter saya melihat ketika di video saya melihat beliau stres sekali," ucapnya.

"Jadi untuk mengatasi hal itu saya mohon pak Joko Widodo supaya Anda tidak stres berkepanjangan, supaya tidak terus-menerus mengalami penyakit kulit, maka mohon bapak bukalah itu dokumen ijazah asli, maka kami akan bisa menerima dengan senang hati," kata Dokter Tifa dilansir Tribun-Medan.

Selain stres, Jokowi juga sebelumnya pernah dirumorkan terserang penyakit Steven Johnson Syndrome (SJS).

Namun isu Jokowi terserang penyakit Steven Johnson Syndrome langsung dibantah oleh ajudannya, Kompol Syarif Fitriansyah.

"Wah, hoaks itu, enggak benar itu," tegas Syarif, Kamis (5/6/2024).

Ia memastikan bahwa Jokowi tidak mengalami gejala panas atau gatal yang sering kali menyertai penyakit tersebut.

"Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal," ujarnya.

"Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga, enggak," imbuh Syarif.

Pengertian penyakit Autoimun dan Hiperkortisolisme

Sementara itu, dua penyakit yang disebut Dokter Tifa yakni Autoimun dan Hiperkortisolisme belakangan tengah jadi sorotan.

Untuk diketahui, penyakit autoimun adalah kondisi  kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.

Biasanya, sistem kekebalan tubuh berguna untuk menjaga tubuh dari bakteri dan virus.

Namun orang yang mengidap autoimun justru sistem kekebalan tubuhnya lah yang menyerang tubuhnya hingga terserang penyakit.

Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti dari sisi medis.

Namun ada beberapa kondisi yang diduga jadi pemicu autoimun, di antaranya adalah keturunan, terpapar infeksi bakteri atau virus, terpapar bahan kimia, merokok, dan obesitas.

Berikut adalah gejala penyakit autoimun yang sering dialami penderita: 

Demam yang hilang timbul
Bengkak di sendi atau wajah
Rambut rontok
Sering merasa lemas
Otot pegal atau nyeri sendi
Ruam kulit
Sulit konsentrasi
Kesemutan di tangan atau kaki
Berbeda dengan autoimun, penyakit Hiperkortisolisme justru disebabkan karena tingginya kadar hormon kortisol di dalam tubuh.
Untuk diketahui, kortisol adalah hormon yang menghasilkan kelenjar adrenal, manfaatnya adalah untuk menjaga fungsi jantung hingga mengurangi peradangan.

Hiperkortisolisme biasa disebut sebagai sindrom cushing.

Pemicu penderita mengidap Hiperkortisolisme adalah karena dua hal, yakni eksternal dan internal.

Penyebab eksternal penyakit Hiperkortisolisme adalah karena penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang dan dosis tinggi.

Sedangkan penyebab internal penyakit Hiperkortisolisme adalah karena tingginya kadar hormon ACTH.

Akibat dari tingginya hormon ACTH adalah penderitanya bisa mengidap tumor di kelenjar hipofisis, pankreas, kelenjar endokrin dan kelenjar adrenal

Sumber: Wartakota 

Komentar