Viral Prabowo Ogah Salaman Malah Tunjuk Bahlil, Said Didu: Rekayasa Menteri ESDM Sudah Tercium

- Selasa, 17 Juni 2025 | 16:25 WIB
Viral Prabowo Ogah Salaman Malah Tunjuk Bahlil, Said Didu: Rekayasa Menteri ESDM Sudah Tercium


POLHUKAM.ID -
Presiden Prabowo Subianto mencabut empat Izin Usaha Pertambangan  (IUP) di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Empat IUP tersebut terdiri atas PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Kawei Sejahtera Mining.

Sedangkan PT Gag Nikel yang masih diizinkan untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi di kawasan tersebut.

PT Gag Nikel merupakan anak perusahaan dari PT. Antam Tbk yang merupakan BUMN.

Meski demikian banyak elemen masyarakat yang memprotes eksplorasi tempat wisata Raja Ampat.

Masalah tersebut tampaknya dikaitkan Said Didu tentang insiden di Bandara.

Saat Presiden Prabowo Subianto berpamitan saat akan terbang ke Singapura pada Minggu (15/6/2025) jadi sorotan.

Presiden Prabowo nampak memiliki perbedaan sikap pada empat pejabat yang mengantarnya ke bandara.

Diketahui keberangkatan Presiden Prabowo dilepas oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Seperti biasa, para pejabat menyempatkan hormat dan bersalaman dengan Presiden Prabowo.

Pertama, Wapres Gibran melakukan hal tersebut.

Lalu saat Menteri ESDM, Bahlil hormat dan hendak bersalaman tidak nampak Presiden Prabowo menjulurkan tangannya.

Tangan Presiden Prabowo hanya menunjuk Bahlil.

Meski tak terdengar apa yang dikatakan Presiden, nampak mulut Prabowo Subianto mengeluarkan beberapa patah kata untuk Bahlil.

Selanjutnya pada Sufmi Dasco Ahmad dan Prasetyo Hadi, Presiden Prabowo masih menjabat tangan mereka.

Potongan pelepasan Presiden Prabowo oleh Gibran, Bahlil, Sufmi Dasco, dan Prasetyo Hadi tersebut beredar di media sosial.

Tak sedikit yang menduga jabatan tangan Bahlil ditolak oleh Prabowo Subianto.

Hal tersebut bak mengingatkan tentang dugaan mantan Sekretaris BUMN, Said Didu yang menyebut Prabowo Subianto mencium 'kenakalan' Bahlil.

Hal tersebut diungkap Said Didu saat mencoba membongkar mafia tambang nikel di Raja Ampat.

Podcast dengan Abraham Samad, Said Didu menyebut rekayasa Bahlil telah tercium Presiden Prabowo.

"Kalau saya justru Bahlil mencoba merekayasa kemarin untuk menutupi 4 ini. GAG ini adalah punya BUMN tahun ini mendapat penghargaan sebagai tambang terbaik," ungkap Said Didu.

"Awalnya, saya menduga yang lain dibiarkan sementara yang lain merusak, sedangkan Gag berada di luar geoparknya Raja Ampat. Jadi saya menduga, skenario Bahlil kalau Gag diperiksa dan bagus, berarti yang lainnya bagus. Pas kunjungan ke Gag kan langsung konferensi pers kan kalau tidak ada masalah untuk menutupi yang empat ini," terangnya.

Namun rekayasa Bahlil disebut Said Didu tercium oleh Presiden Prabowo.

"Sepertinya Presiden Prabowo membaca 'ini memang nakal ini anak'," terangnya.

Selain itu, Said Didu mengungkap PT Kawei Sejahtera Mining, satu perusahaan yang IUP-nya dicabut adalah milik sembilan naga, Aguan atau Sugianto Kusuma.

"Kawei itu kan milik Aguan. Ada satu lagi sembilan naga juga tapi saya lupa yang mana," jelasnya.

"Jadi saya bilang, ini skenarionya. Menarik, dia dipanggil ke Hambalang, ini kan izin tambang hanya satu sektor. Kenapa Setkab dan Setneg yang mengumumkan (pencabutan izin) bukan Bahlil."

"Nah lihat saat Bahlil kemarin (dulu) kita di birokrat tidak boleh menafsirkan keputusan presiden. Kemarin dia mencoba menafsirkan, akhirnya Teddy melototi dia terus kan."

"Jadi menurut saya Pak Prabowo sudah tahu anak ini nakal. Ketahuan nakalnya, jadi dia mau menutupi kesalahan empat yang lain, karena ada sembilan naga di situ," Ungkap Said Didu.

"Ini skenario yang kebuka oleh Prabowo," tegasnya.

Momen Presiden Prabowo Subianto berpamitan saat akan terbang ke Singapura pada Minggu (15/6/2025) jadi sorotan.

Sumber: tribunnews

Komentar