POLHUKAM.ID - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai adanya "agenda besar" untuk men-downgrade atau menurunkan reputasinya sontak menjadi sorotan tajam di panggung politik nasional.
Diucapkan di tengah panasnya isu tudingan ijazah palsu yang terus bergulir, momentum ini memicu spekulasi liar: apakah ini curahan hati seorang eks kepala negara yang lelah diserang, atau sebuah gebrakan politik cerdas untuk membalikkan keadaan?
Bagi sebagian kalangan, manuver ini adalah strategi klasik dalam politik yang bertujuan mengalihkan fokus publik.
Ketika sebuah isu konkret seperti keabsahan ijazah mulai mengancam citra, memunculkan musuh tak terlihat atau "agenda besar" yang misterius bisa menjadi cara ampuh untuk mengubah narasi.
Publik yang semula mempertanyakan bukti-bukti faktual, kini diajak untuk menebak-nebak siapa dalang di balik konspirasi tersebut.
Taktik ini, menurut sejumlah pengamat, mirip dengan cara-cara yang digunakan oleh rezim-rezim terdahulu.
Menciptakan sebuah ancaman abstrak seringkali efektif untuk meredupkan isu-isu krusial yang lebih substantif.
Pertanyaan publik pun bergeser, dari "apakah ijazah itu asli?" menjadi "siapa yang punya agenda besar ini?".
Dalam sebuah diskusi yang mengupas tuntas masalah ini, perdebatan mengenai tujuan di balik pernyataan Jokowi menjadi sangat menarik.
Salah satu pertanyaan kunci yang muncul adalah kemungkinan bahwa manuver ini sengaja dirancang agar publik melupakan isu ijazah.
Seperti yang dilontarkan dalam diskusi tersebut, "Tidak lagi fokus kepada ijazah palsu, tapi agenda besarnya yang dicari-cari publik nantinya".
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Damanik , memberikan analisis yang mendalam.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara