Inilah poin paling krusial yang dilontarkan Anies.
Secara prinsip, ia menegaskan bahwa dirinya "terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa saja selama diizinkan oleh aturan hukum."
Kalimat ini mengandung dua pesan kuat.
Pertama, sinyal inklusivitas yang melampaui sekat-sekat ideologi atau rivalitas masa lalu.
Kedua, ia menetapkan batasan yang jelas: hukum. Selama tidak ada aturan yang melarang, pintu kolaborasi terbuka lebar.
Ini adalah sebuah tawaran politik yang cerdas, menempatkan kepatuhan pada konstitusi sebagai landasan utama.
4. Cermin Refleksi Kekalahan Pilpres 2024
Keterbukaan Anies ini tak bisa dilepaskan dari pengalamannya di Pilpres 2024.
Berpasangan dengan Muhaimin Iskandar dan didukung Koalisi Perubahan, Anies harus menerima kenyataan finis di posisi kedua dengan perolehan 40.975.642 suara atau 24,95%.
Kekalahan ini tentu menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya membangun koalisi yang lebih gemuk dan merangkul spektrum politik yang lebih luas.
Pernyataannya soal kolaborasi bisa diartikan sebagai bagian dari evaluasi dan strategi baru untuk menghadapi kontestasi politik selanjutnya, baik di level daerah maupun nasional.
5. Sinyal Melampaui Rivalitas Memanas Pilkada DKI 2017
Dengan membuka wacana ini, Anies seolah mengirim pesan bahwa ia siap move on dari polarisasi tajam yang terjadi pada Pilkada DKI 2017.
Pertarungan yang dianggap sebagai salah satu kontestasi paling keras dalam sejarah politik lokal itu telah meninggalkan jejak pembelahan yang dalam.
Pernyataan Anies untuk siap berkolaborasi dengan siapa saja, termasuk Ahok, menjadi upaya simbolik untuk menunjukkan kematangan politik dan kesiapan untuk menyongsong masa depan dengan lembaran baru, di mana kepentingan yang lebih besar lebih diutamakan daripada sentimen masa lalu.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Kotak Pandora Purbaya Yudhi Sadewa: Fakta Mengejutkan di Balik Klaim Utang Jokowi!
Jokowi Bongkar Fakta Rumah Pensiun Colomadu: Bukan untuk Tinggal, Ternyata untuk Ini!
Rahasia Di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Dasco di Widya Chandra Terungkap!
Jokowi Dianggap Inkonisten, Benarkah Kebijakannya Buka Peluang Korupsi?